Selasa, 27 April HKBP AIDS Ministry bersama Departemen Diakonia HKBP menjadi narasumber dalam diskusi bersama pelayan penuh waktu HKBP Distrik VII Samosir. Diskusi ini diawali dengan kegiatan sermon untuk persiapan pelayanan kotbah pada minggu Kantate 2 Mei 2021. Adapun yang memimpin sermon Evangelium ialah Pdt. Debora Sinaga, M.Th, dan memberikan sermon epistel ialah Cal. Diakones Adha Pratiwi Sianturi.
Sermon ini dihadiri oleh 33 peserta yang terdiri Pendeta, Bibelvrouw, Guru Huria, Diakones dan sintua. Ada beberapa yang didapat melalui sermon ini, yaitu:
- Pujian kepada Allah harus lahir dari pemahaman dan kesaksian dari hati bahwa Allah adalah besar dan pemiliki kuasa yang tertinggi.
- Memuji Allah dengan apa yang ada pada diri kita, hidup kita, budaya kita dan dengan kejujuran.
- Pujian itu harus diarahkan kepada Tuhan, bukan untuk manusia.
Kegiatan ini dilanjukan dengan sesi HIV-AIDS di tengah konteks pariwisata oleh Diakones Berlina Sibagariang. Pada pemaparannya, beliau menjelaskan informasi dasar mengenai HIV-AIDS, dan beberapa fakta-fakta yang menjadi dasar pentingnya strategi pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS di wilayah Samosir. Beberapa diantaranya ialah sebagai berikut:
Angka infeksi HIV-AIDS tertinggi, peringkat pertama ada pada kelompok usia produktif, berkisar 31- 40 tahun, dan ke dua ada pada kelompok usia 18-30 tahun. Gereja adalah kunci untuk memutuskan mata rantai penularan HIV AIDS serta mewujudkan visi HKBP Tanpa AIDS.
Gereja terlibat untuk ENDING AIDS 2030, Menuju 3 zero (nol): zero Infeksi HIV baru, zero kematian karena AIDS, zero stigma dan diskriminasi terhadap ODHA. Gereja dapat memulai melaksanakan kegiatan pencegahan penularan HIV AIDS dengan menyediakan wadah sumber informasi penyebarkan informasi HIV AIDS yang benar. Mengedukasi generasi muda gereja tentang IMS, HIV AIDS, Narkoba, pendidikan seks sejak dini, melalui PA, belajar sidi atau PHD Pemuda/remaja. Sudah saatnya gereja tidak lagi tabu mengenai pendidikan seks, sebab karena ketabuan itu sudah banyak remaja yang keliru mengenai pendidikan seks. Karena mereka mendapatkan informasi yang salah, hal ini akan memicu meningkatnya perilaku berisiko.
Melakukan konseling HIV pada saat melakukan pastoral konseling pranikah, untuk mencegah infeksi HIV kepada calon pasangan yang akan menikah, bukan untuk memisahkan mereka. Megedukasi kaum perempuan dan kaum bapak melalui, PA, PHD ataupun seminar. Memberikan dukungan kepada sesama yang hidup dengan Virus HIV dengan tidak memberikan stigma dan diskriminasi kepada mereka, Virusnya dijahui bukan orangnya. HKBP saat ini memiliki shelter anak dengan HIV di Nainggolan Samosir, sudah menjadi tanggungjawab kita untuk mendukung mereka. HKBP AIDS Ministry mendampingi komunitas ODHA di Samosir, komunitas ini adalah mitra gereja untuk memutuskan mata rantai penularan HIV AIDS.
Distrik VII Samosir, telah memulainya dengan berdirinya, HKBP AIDS Ministry Distrik, semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut dan HAM pusat akan mendukung kegiatan ini.
Sesi kedua diberikan oleh Pdt. Debora Sinaga, M.Th (Kepala Departemen Diakonia HKBP). Beliau mengapresiasi Praeses Distrik VII Samosir, Pdt. Rein Justin Gultom, Tim Diakonia Distrik VII, bersama seluruh tim kerja dan pelayan penuh waktu, yang sungguh-sungguh melaksanakan pelayanan pengendalian dan pencegahan HIV-AIDS, di Distrik VII Samosir. Selain itu, ada beberapa hal yang beliau tekankan dalam pertemua ini, diantaranya ialah:
- Kita berharap, kita dapat melakukan sosialisasi kepada bupati dan dinas kesehatan Samosir, agar memberikan ijin, untuk shelter House of Love. Sebab pada pemerintahan sebelumnya ada larangan penambahan jumlah anak di shelter, padahal jumlah anak sudah bertambah. Mohon agar distrik VII samsoir memfasilitasi pertemuan ini.
- Kita hanya memiliki donatur tunggal untuk pemenuhan kebutuhan anak-anak di House of Love, yang sewaktu-waktu akan di cut. Beliau berharap jemaat HKBP di Distrik VII Samosir menyelanggarakan persembahan sekali dalam sebulan untuk mendukung dana pelayanan anak.
- Beberapa waktu lalu, pernah terjadi bahwa seorang ODHA tidak dilayani oleh pelayan oleh karena itu kiranya kita memberikan pelayanan kepada orang dengan HIV.
- Dalam rangka mengoptimalkan bank donor darah HKBP, beliau mengajak Distrik VII Samosir juga mengumpulkan nama-nama calon pendonor yang bersedia sewaktu-waktu mendonorkan darahnya.
- HKBP AIDS Ministry saat ini masih belum memiliki kantor dan rumah singgah bagi teman-teman ODHA, semoga rencana ini segera terealisasi dengan baik.
Pertemuan ini akan berlanjut dengan pertemuan lebih lanjut dan akan mendisukusikan lebih mendalam mengenai dampak pariwisata terhadap penyebaran HIV, lalu apa-apa saja strategi yang harus dilaksanakan untuk mencegah dan mengendalikannya.
Gereja sudah saatnya menjadi rumah yang aman bagi orang dengan HIV dan bagi semua orang, tidak hanya menjadi rumah untuk berdiam, melainka menjadi titik awal perjuangan pengendalian HIV-AIDS dan pencegahannya.
Salam Ending AIDS 2030, Three Zero, Zero HIV baru, Zero kematian karena AIDS dan Zero diskriminasi.