HKBP AIDS Ministry mensyukuri penyertaan Tuhan selama 18 tahun dalam pelayanannnya untuk mencegah dan mengendalikan HIV-AIDS. Acara pada Kamis, 25 Februari 2021, merupakan acara puncak dari rangkaian kegiatan syukuran 18 tahun HKBP AIDS Ministry. Beberapa kegiatan tersebut ialah, aksi donor darah yang dilaksanakan sejak di 19 Distrik HKBP dan 1 di lembaga HKBP dimulai sejak tanggal 22 Februari hingga 7 Maret nanti. Acara puncak ini, berlangsung secara semi virtual serta berisi dua kegiatan, yang pertama, ibadah dan kedua ialah seminar Tinjauan Theologi Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) dan perjalanan 18 tahun HKBP AIDS Ministry.
Kepala Departemen Diakonia HKBP, Pdt. Debora Sinaga, M.Th menjadi liturgis dalam ibadah dan Pdt. Hasudungan Manalu sebagai pendoa syafaat. Pdt. Dr. Robinson Butarbutar Ephorus HKBP, melayankan firman dalam ibadah ini. Khotbah yang disampaikan oleh Pdt. Dr. Robinson HKBP ini diambil dari tema pelayanan HKBP AIDS Ministry, 1 Korintus 12:26, “Karena itu, jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.”, beliau juga menekankan bahwa masalah HIV AIDS adalah tanggung jawab bersama. Beliau juga menyampaikan bahwa pada rapat Majelis Pekerja Sinode (MPS), beliau menegaskan kepada seluruh praeses agar dengan serius membentuk dan mengaktifkan kembali HAM di distrik-distriknya masing-masing.
Beliau juga mengajak jemaat dan pelayan HKBP untuk aktif melakukan pelayanan kemanusiaan, bergandeng tangan, melakukan pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS, sebagaimana Firman Tuhan yang tertulis di Matius 25: 40b “Barang siapa yang melakukan yang baik untuk saudaraku yang paling kecil ini, kamu telah melakukannya untukKu.” “Kita patut bersyukur dan mengembangkan pelayanan HIV yang telah dimulai sejak 2003 yang lalu oleh HKBP yang di dalamnya ada dr. Loli Simanjuntak yang menemukan kasus pertama AIDS di RS HKBP Balige. Kesungguhan pelayanan HKBP AIDS Ministry telah menjadikan RS HKBP Balige sebagai rumah sakit rujuan HIV. Maka, kita patut mengapresiasi kinerja HKBP AIDS Ministry, meski kantornya masih menumpang di RS HKBP Balige, namun pelayanannya telah dirasakan oleh masyarakat. Selain itu, HKBP AIDS Ministry juga telah memiliki layanan khusus anak yang berada di Nainggolan (House of Love). Oleh karena itu beliau merasa perlu untuk memberikan penghargaan kepada dua orang diakones mengawali dan lama dalam pelayanan ini, yaitu Diak. Mathilda Nainggolan dan Diak. Nurhayati Silalahi dan semua diakones serta pelayan yang melayani di HKBP AIDS Ministry.
Enam orang anak yang di asuh oleh HAM di House of Love mempersembahkan nyanyian syukur kepada Tuhan di dalam ibadah itu. Semua yang hadir terharu, dan melihat pemeliharaan Tuhan kepada mereka. Selain itu ODHIV dampingan HAM juga menyampaikan refleksi atas pengalaman mereka melaui puisi yang berjudul, “Maukah kau berjuang bersamaku?” Melalui refleksi ini mereka mengungkapkan perjungan mereka untuk melawan virus dalam tubuh serta stigma diskriminasi yang tidak pernah berhenti membayangi kehidupan mereka, dan bagaimana anak dengan HIV (ADHA) berjuang untuk tetap sehat. Selain itu mereka juga mengajak hadirin untuk berjuang bersama untuk menghadirkan dunia ramah bagi Orang dengan HIV untuk mengakhiri pendemi AIDS.
dr. Horas Rajagukguk ketua bagian transfusi darah PMI wilayah Sumatera Utara, dalam sambutannya mengajak HKBP untuk memiliki “Bank Donor Darah” sebagai salah satu bentuk aksi diakonia kepada masyarakat secara umum. Aksi donor darah yang telah dimulai dalam rangka ulang tahun HKBP AIDS Ministry harus dianjutkan dan membantu jemaat dan masyarakat yang membutuhkan donor darah. Dengan membentuk bank donor darah di setiap Distrik, kita akan lebih mudah menemukan masyarakat yang terinfeksi HIV dan menolong mereka. Adalah terobosan yang baik dengan membentuk bank donor darah agar HKBP menjadi berkat bagi masyarakat.
Rev. Dr. Y. Franklin Ishida (Director Asia and the Pacific of ELCA) sebagai mitra HKBP AIDS Ministry menyampaikan kata sambutan dan selamat ulang tahun kepada HAM yang ke 18. “Kita harus menyatakan keadilan Allah, kedamaian Allah kepada umat Allah, HKBP AIDS Ministry adalah gambaran kehadiran Tuhan untuk banyak orang.”
Sambutan kedua disampaikan oleh dr. Horas Rajagukguk ketua bagian transfusi darah PMI wilayah Sumatera Utara, beliau mengajak HKBP untuk memiliki “Bank Donor Darah” sebagai salah satu bentuk aksi diakonia kepada masyarakat secara umum. Aksi donor darah yang telah dimulai dalam rangka ulang tahun HKBP AIDS Ministry untuk dianjutkan dan membantu jemaat dan masyarakat yang membutuhkan donor darah. Dengan membentuk bank donor darah di setiap Distrik, kita akan lebih mudah menemukan masyarakat yang terinfeksi HIV dan menolong mereka. Adalah terobosan yang baik dengan membentuk bank donor darah agar HKBP menjadi berkat bagi masyarakat.
Sambutan disampaikan oleh Rev. Dr. Chandran Martin (Consulting Regional Respresentive for South Asia of ELCA), sambutan ini dibacakan oleh yang dibacakan oleh Pdt. Debora Sinaga. Dr. Chandran Martin menyampaikan bahwa 18 tahun adalah perjalanan yang panjang, menantang, dan bermakna bagi ELCA dan HKBP AIDS Ministry. HAM telah menjadi teman dan keluarga bagi saya, kami telah melalui tantangan, kegembiraan, pencapaian, rintangan bahkan tragedy secara bersama-sama, Saya melihat cara kerja staf HAM yang terlibat penuh didalam pelayanan dan tidak pernah mengeluh dengan tantangan yang datang. Baik HAM dan ELCA saling belajar dan saling membantu untuk pelayanan ini dan ELCA akan akan selau mendoakan, mendukung pelayanan HKBP AIDS Ministry. Salam kepada seluruh dampingan HAM khususnya anak-anak di House of Love, terimakasih kepada staf HAM yang dulu dan juga sekarang yang telah memberian banyak harapan cinta dan transformasi.
Sambutan yang terakhir disampaikan oleh dr. Tihar Hasibuan, MARS (Ketua HAM). Beliau mengatakan bahwa usia 18 tahun HAM, telah menjadi usia yang dewasa dengan pelayanan yang luar biasa. Pandemi Covid 19, memberikan tantangan bagi HAM untuk melaksanakan pelayanannya, tapi Covid-19 tidak membuat HAM berhenti, HAM memodifikasi pelayanannya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Dengan membentuk dan mengaktifkan HAM di tiap distrik, dan meggerakkan pemuda sebagai motor dalam pelayanann ini, kita berharap semua jemaat di seluruh distrik di HKBP terjangkau. Besar harapan kami dengan HUT HAM ke 18, HKBP semakin termotivasi untuk mengembangkan layanan ini melalui distrik-distrik HKBP. Ketua HAM, mengapresiasi semua tim yang terlibat di dalam pelayanan, sebagai ketua beliau melihat semua staff bersungguh-sungguh di dalam pelayanan ini.
Pemuda HKBP mendukung kegiatan ini dengan menjadi tim IT dan juga mempersembahkan lagu pujian kepada Tuhan, begitupula dengan tim Diakonia bermazmur yang menyampaikan lagu ciptaannya pada ulang tahun HKBP AIDS Ministry.
Kegiatan dilanjutkan dengan seminar yang difasilitasi oleh Pdt. Dr. Victor Tinambunan (Sekretaris Jenderal HKBP) dan Diak. Berlina Sibagariang (Sekretaris Eksekutif HKBP AIDS Ministry) dan dimoderatori oleh Diakones Oka Harianja. Pdt. Dr. Victor Tinambunan (Sekretaris Jenderal HKBP), mengawali seminar ini dengan mengucapkan terimakasih kepada HAM yang telah melakukan pelayanan yang mulia selama 18 tahun. Beliau percaya bahwa HAM adalah alat Tuhan untuk membantu pemulihan kesehatan sesama kita ODHA. Meningkatnya, angka kasus HIV adalah akibat tidak meratanya informasi HIV-AIDS, oleh karena itu pencegahan HIV adalah tanggungjawab kita bersama. 18 tahun pelayanan HAM adalah bukti kepedulian HKBP untuk mencegah dan menanggulangi HIV-AIDS, HKBP menjadi gereja yang mencegah dan juga menyembuhkan.
Selain itu, ia juga mengajak supaya gereja terlibat dalam hal misi dan program harus selau mengacu kepada ajaran yang kita terima/ Alkitab (menjadikan Yesus sebagai role model). Alkitab menyaksikan pelayanan Yesus secara holistik (menyeluruh: menyelamatkan tubuh, roh dan jiwa). Seluruh orang percaya, haruslah mengikuti teladan yang diberikan Yesus dalam pelayanannya, yang fokus kepada pengajaran, pencegahan dan penyembuhan. Beliau juga mengatakan dengan tegas bahwa “Manusia memiliki posisi yang sama di hadapan Allah, sehingga memang tidak ada alasan bagi masyarakat untuk memberi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.” Beliau juga mengajak para jemaat untuk melandaskan kasih di dalam pelayanan sama seperti Yesus. Kasih yang kita hadirkan akan mendorong mereka yang berada pada perilaku tidak baik menjadi bertobat. Dengan tegas beliau mengatakan, “Bukan dengan stigma dan diskriminsi yang membuat seseorang bertobat. Rangkulan dan kasih akan mengubah dan melahirkan pertobatan, Kita memerangi virus bukan memerangi manusia.”
Selain itu dalam pemaparan materi, beliau juga mengatakan bahwa peran gereja sangat penting untuk mencegah dan mengendalikan HIV AIDS ini, khususnya HKBP. HKBP dapat mendukung pelayanan bersama melalui pengaktifan dan pembentukan HAM distrik, jangan membiarkan HAM pusat saja melakukan pelayanan tersebut, karena jika demikian maka permasalahan ini tidak akan berakhir. HKBP harus memperlengkapi para pelayanan menjadi sahabat bagi ODHA dan melalui kerjasama yang efektif maka 3 zero akan tercapai.
Diak. Berlina Sibagariang, Sekretaris Eksekutif HAM menjelaskan “Perjalanan 18 tahun perjalanan HAM. Beliau mengatakan Visi HKBP AIDS Ministry adalah “HKBP tanpa AIDS”. Harapan kita tidak ada lagi orang yang kita layani berada di tahap AIDS. Kita adalah sesama, baik yang memiliki virus maupun tidak adalah sama di hadapan Tuhan. Fakta yang sering kita temukan, adalah banyak pemuda yang merantau ke luar daerah, pulang ke kampung karena sudah berada di tahap AIDS, ha ini perlu kita respon secara serius.
HKBP bersyukur, karena RS HKBP Balige yang telah menjadi rumah sakit rujukan HIV AIDS, yang dapat membantu pemulihan ODHA. Beliau dengan tegas mengatakan bahwa, “Jauhi virusnya, kasihi orangnya.” Ketika HAM menemukan ODHA, bukan lagi melihat dosa yang ia lakukan, tetapi bagaimana ia bisa hidup sehat kembali.
Pelayanan HAM yang dibuka pada tahun 2003 HKBP, telah memecahkan kebisuan masyarakat, pemerintah dan gereja dengan ditemukan kasus AIDS di RS. HKBP Balige, saat semua elemen masyarakat mengira bahwa HIV tidak akan sampai ke daerah Toba. Tahun, demi tahun pelayanan HAM berkembang, HAM melakukan penyadaran kepada masyarakat untuk pencegahan HIV AIDS dan pendampingan kepada ODHA. Beberapa tahun belakangan, HAM telah melakukan pemberdayaan kepada ODHA dengan melakukan TOT dan pelatihan lainnya. Saat Covid-19 melanda, HAM melakukan respon cepat, dengan melaksanakan beberapa program untuk ODHIV. Program tersebut ialah, Lele kangkung sehat (LEKAS), Berbagi berkat dengan hati (BERKATI) dan Cerita Perjuangan Kita (CINTA). HAM juga telah membangun aplikasi yang diberi nama Tes HIV, aplikasi ini bertujuan untuk meningkatkan upaya penjangkauan, dengan demikian angka kematian karena AIDS dapat ditekan.
Program Aksi donor darah, yang sedang berlangsung, merupakan salah satu strategi HAM untuk melakukan upaya penjangkauan dan mendorong ODHA untuk mengetahui status HIV. Selain itu, HAM telah menjadi tempat penelitian dan praktik para mahasiswa. Pemerintah daerah dan provinsi, senantiasa mengajak HAM untuk menjadi mitranya, sebagai narasumber/ pembicara tentang HIV AIDS. Kita berharap, HKBP dapat memberikan dana kepada HAM sehingga, HAM tidak tergantung kepada donor. Beliau juga mengapresiasi kinerja dan pelayanan pemuda HKBP yang bersedia bersama dengan HAM di saat melakukan aksi donor darah hingga acara puncak sebagai tim IT.
Peserta yang hadir secara langsung dan secara virtual diberi kesempatan untuk bertanya. Merespons pertanyaan mengenai respons HKBP dengan daerah pariwisata yang erat hubungannya dengan HIV AIDS: Diak. Berlina mengatakan bahwa pelayanan ini sudah dilakukan kerjasama dengan dinas-dinas terkait (dinas pariwisata) untuk mensosialisasikan pelayanan ini. Sedang bapak sektretaris Jendral HKBP mengungkapkan bahwa kuncinya adalah “penjagaan diri", semua warga di daerah pariwisata harus menerapkan penjagaan diri. Sudah saatnya, seluruh elemen masyarakat mulai dari tingkat pusat, jemaat, LSM, pemerintah dan semua kalangan masyarakat harus bergandeng tangan dalam menyelesaikan masalah ini. Jika, Evangelical Lutheran Church (ELCA) sebagai warga luar negeri memberi perhatian kepada masalah yang tengah kita hadapi ini, maka sudah seharusnya kita memberikan perhatian yang serius untuk persoalan kita.
Sekjen HKBP juga menyatakan bahwa beliau setuju, apabila materi HIV AIDS, menjadi salah satu materi wajib yang harus dipelajari oleh peserta di kelas sidi, selain itu pemahaman HIV-AIDS, juga patut diberikan kepada calon pasangan suami istri, pada proses konseling pra-nikah. Salah satu pertanyaan yang menarik, yang diungkapkan oleh peserta virtual ialah, apakah pelayanan yang terinfeksi HIV, dikenakan RPP? Merespon pertanyaan tersebut, beliau mengatakan, adalah tanggungjawab seluruh warga gereja untuk merangkul dan menggandeng orang-orang yang terinfeksi HIV AIDS dan keluarganya, sehingga kita harus terus menyampaikan informasi yang benar kepada jemaat. Sehingga, stigma dan diskriminasi kepada ODHA akan semakin menurun melalui pemahaman yang merata.
Di penghujung seminar, bapak Sekjend HKBP sangat mengapresiasi HKBP AIDS Ministry yang terjun langsung melayani di bidang HIV AIDS. Kemudian beliau mengatakan, “Pada saat yang tepat dunia ini akan bebas dari HIV.”
Acara berkahir dengan dinyanyikannya lagu selamat ulang tahun dan peniupan lilin 18 tahun HAM, dilanjutkan dengan doa penutup, sekaligus doa makan siang oleh Pdt. Debora Sinaga, M.Th
Pertemuan ini dilaksakan dengan secara semi virtual, peserta yang hadir secara langsung sebanyak 60 orang dan melalui virtual sebanyak 100 orang. Persembahan pada ibadah syukuran ini sebanyak Rp. 1.107.000,- yang diberikan kepada anak-anak yang hidup dengan HIV (ADHA) di House of Love Nainggolan. Secara langsung, acara ini dihadiri oleh, pimpinan HKBP: ephorus HKBP, sekretaris jenderal HKBP dan kepala Departemen Diakonia. Turut hadir, beberapa praeses, mereka ialah praeses Distrik II Silindung (Pdt. Hasudungan Manalu, S.Th), Praeses Distrik XI Toba Hasundutan (Pdt. Same Siahaan, S.Th) dan Praeses Distrik XVI Humbang Habinsaran (Pdt. Darna Lumbantobing, S.Th). Kemudian dari Ketua PMI Sumatera Utara (dr. Horas Rajagukguk), pihak dinas kesehatan Kab. Toba, kepala biro Informasi, kepala biro pembinaan, Ketua Sekolah Tinggi Diakones HKBP, HKBP AIDS Ministry, dampingan dan pemuda HKBP yang menjadi tim IT di acara ini.
Adapun yang praeses HKBP yang mengikuti kegiatan ini secara virtual adalah: Praeses HKBP Distrik IX Sibolga (Pdt. Donda Simanjuntak, S.Th), Praeses HKBP Distrik XXXI Medan Utara (Pdt. Swandi Sinambela S.Th, M.Psi), Praeses HKBP Distrik XXIII Langkat (Pdt. Hercules Sihotang, M.Th ), Praeses HKBP Distrik I Tabagsel (Pdt. Ebsan B. Hutabarat, M.Th ), Praeses HKBP Distrik XXX Riau (Pdt. Sarlen L.Tobing, S.Th, MA ), Praeses HKBP Distrik VII Samosir (Pdt. Rein Justin Gultom, S.Th, MA) dan Praeses HKBP Distrik XXXIII (Pdt. Samuel Sitompul, S.Th ). Didalam ibadah, Ompui Eporus HKBP melaunching bank darah HKBP. Dimana program aksi donor darah akan menjadi program lanjutan HKBP.