Gunung Sitoli, 10 Desember 2024 – Setelah serangkaian kampanye publik yang mengangkat pesan-pesan keadilan dan perjuangan mengakhiri AIDS, puncak peringatan Hari Hak Asasi Manusia dilaksanakan di Gedung A'Luck, Kelurahan Pasar, Gunungsitoli. Kegiatan ini dipandu oleh Diak. Melda Desirani Simanjuntak dan Pdt. Tri Telambanua dari BNKP.
Setelah ibadah, dilanjutkan dengan laporan ketua panitia bapak Arifin Telambanua menjelaskan seluruh rangkaian kegiatan dan harapan yang ingin dicapai melalui kegiatan ini.
Acara dilanjutkan dengan ibadah refleksi yang dipimpin oleh Pdt. Dr. Oinike Natalia Harefa, S.Si. M.Th. Ibadah ini mengajak para peserta untuk merenungkan perjuangan melawan pelanggaran HAM dan dampak HIV dan AIDS yang masih menjadi tantangan besar di masyarakat. Pengenaan pita merah oleh para peserta ibadah menjadi simbol komitmen bersama untuk melawan stigma, diskriminasi, dan memperjuangkan pemulihan serta keadilan bagi sesama.
Di tengah-tengah ibadah, ditampilkan pula role play berjudul "Perjalanan Wati Menemukan Harapan," yang dibawakan oleh Pendidik Sebaya BNKP. Role play ini menceritakan kisah Wati dan Wato, pasangan yang terjebak dalam pergaulan buruk dan menggunakan narkoba suntik. Setelah bertahun-tahun merasakan dampak kesehatan yang buruk, mereka memutuskan untuk mencari pertolongan dan mengetahui bahwa mereka terinfeksi HIV. Dengan dukungan dari dokter dan gereja, mereka akhirnya mendapatkan harapan baru untuk memulai hidup yang lebih baik tanpa stigma.
Setelah role play, Pdt. Dr. Oinike Natalia Harefa menyampaikan renungan yang mendorong gereja BNKP untuk tidak hanya berhenti pada kegiatan peringatan, tetapi juga mulai aktif dalam pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS, seperti yang dilakukan oleh HKBP melalui HKBP AIDS Ministry. Ibadah ini tidak hanya menjadi ruang spiritual tetapi juga pengingat bagi semua yang hadir akan pentingnya kasih, harapan, dan tindakan nyata dalam menegakkan hak asasi manusia dan memberikan dukungan kepada mereka yang hidup dengan HIV dan AIDS.
Irma Simanjuntak dan Ridho memperkenalkan United Evangelical Mission (UEM) serta Ibu Juvi sebagai Koordinator UEM Regional Asia. UEM adalah mitra BNKP yang merupakan persekutuan internasional yang setara, terdiri dari 39 anggota, termasuk 38 gereja Protestan di Afrika, Asia, dan Jerman, serta Yayasan v. Bodelschwingh Bethel. UEM berkomitmen pada pemahaman misi yang holistik, yang mencakup aspek sosial, keadilan, dan kesehatan, termasuk pencegahan HIV dan AIDS.
Dilanjutkan dengan sambutan dari Ephorus BNKP, yang menegaskan pentingnya peran gereja dalam melawan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV (ODHIV) dan memperjuangkan keadilan sosial melalui pelayanan misi yang inklusif.