HKBP AIDS Ministry
HKBP AIDS Ministry

Pelatihan Penguatan Pegorganisasian Komunitas Perempuan Positif Dampingan HKBP AIDS MINISTRY untuk Program HIV-AIDS Parapat, Jumat - Minggu, 20 – 22 November 2020

Pelatihan Penguatan Pegorganisasian Komunitas Perempuan Positif Dampingan HKBP AIDS MINISTRY untuk Program HIV-AIDS Parapat, Jumat - Minggu, 20 – 22 November 2020

Oleh Admin, 24 Nov 2020

Perempuan yang hidup dengan HIV, sering sekali mendapatkan beban yang berkali lipat ketimbang lelaki yang terinfeksi HIV. Sejak tahun 2003 sampai dengan Oktober 2020 HKBP AIDS MINISTRY bekerja sama dengan RS HKBP Balige telah menemukan 853 Kasus HIV AIDS, dimana HIV 187 dan AIDS 666, laki-laki 622 orang dan perempuan 231 orang, angka perempuan cukup tinggi. Menurut data hasil konseling, yang berhasil dikumpulkan oleh HKBP AIDS Ministry, penularan tertinggi terinfeksinya ibu rumah tangga adalah dari suaminya yang melakukan perilaku berisiko. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, seperti informasi HIV-AIDS yang tidak merata, sedikitnya pasangan yang menjalani konseling pranikah pada calon pasangan suami istri. Konseling pranikah, seharusnya memuat edukasi mengenai penyakit menular seksual dan mengajak calon pasangan untuk terbuka, apakah mereka pernah melakukan perilaku berisiko sebelumnya dan solusi yang terbaik untuk mengatasinya. Ibu rumah tangga yang terinfeksi, rata-rata berusia 21 – 30 tahun, kategori usia muda dan produktif.
Kondisi tersebut, kerap kali menjadikan perempuan sebagai korban. Selain harus menerima statunya sebagai perempuan dengan HIV, ia juga harus menerima kalau suaminya telah melakukan perilaku berisiko, ditambah beban harus merawat suaminya, dan kebutuhan yang semakin meningkat. Tidak sedikit perempuan menjadi janda, dan harus menghidupi anak-anaknya, beban yang mereka terima bertambah tidak saja karena ia positif HIV tapi juga karena statusnya sebagai janda. Stigma datang dari keluarga, medis, masyarakat dan lembaga agama. Kerap kali, perempuan positif HIV juga mendapat kekerasan dari suami serta dari keluarga karena dianggap membawa penyakit dan bencana ke dalam keluarga mereka. Hak-hak sebagai warga negara, sering sekali tidak mereka dapatkan seperti,  akses layanan publik, seperti kesehatan, gereja, dan organisasi dimasyarakat. Tidak sedikit anak menjadi korban terlahir positif HIV dari Ibu Positif HIV yang tidak sadar bahwa dirinya sudah terinfeksi virus HIV. Keterbatasan pengetahuan dan ketidakberdayaan menjadikan mereka memilih diam dan tidak menyadari bahwa hak-hak nya sudah dirampas.

Melihat banyaknya persoalan dan tantangan yang diterima oleh perempuan dengan HIV,  HKBP AIDS Ministry telah melakukan berbagai upaya untuk membantu perempuan positif HIV, diantaranya konseling, pendampingan, advokasi hingga membentuk komunitas Perempuan Positif untuk membantu mereka berdaya dan bangkit sehingga mampu menyelesaikan persoalannya.
Saat ini satu komunitas telah terbentuk di Kab. Toba yang bernama “Siboru Nauli” yang mewadahi perempuan positif HIV untuk bisa saling berbagi pengalaman, saling menguatkan, meningkatkan kapasitas kelompok komunitas perempuan positif untuk menghentikan penyebaran virus HIV dan menghapuskan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV terkhusus kepada perempuan dengan HIV AIDS. Kelompok ini kerap menghadapi tantangan dalam melakukan pertemuan, minimnya minat dan waktu mereka untuk terlibat dalam organisasi komunitas disebabkan mereka sibuk bekerja, menanggung biaya hidup keluarganya yang sebagian besar mereka adalah janda ditinggal suami meniggal karena HIV AIDS.
    HAM melihat sangat perlu dilakukan pelatihan penguatan pengorganisasian perempuan positif HIV dengan metode pendidikan orang dewasa (POD) untuk mendorong perempuan positif HIV hidup sehat, berdaya dan produktifitas serta menjadi pemimpin komunitas perempuan positif HIV di daerah masing-masing. Kegiatan Pelatihan Penguatan Pegorganisasian Komunitas Perempuan Positif Dampingan HKBP AIDS MINISTRY untuk Program HIV-AIDS sudah berlangsung di Parapat, Jumat - Minggu, 20 – 22 November 2020.

Kegiatan ini diikuti oleh 20 perempuan positif di wilayah Tapanuli Raya, selama tiga hari mereka dibekali untuk mengenal dan menyadari persoalan dan tantangan yang sedang mereka hadapi, lalu mereka juga difaislitasi untuk mengenal potensi dan kemampuan memberdayakan diri dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi persoalan dan tantangan yang datang  di dalam hidup mereka. Selain itu, mereka juga diajarkan pentingnya membetuk komunitas atau organisasi untuk saling memberikan dukungan dan untuk bersama-sama memperjuangkan hak mereka. Mereka dikuatkan dan diingatkan bahwa perempuan adalah gambar dan rupa Allah yang memiliki hak yang sama dengan lelaki, mereka diciptakan setara.

Kegiatan yang berlangsung di Aula KSPPM ini, berjalan sesuai dengan protokol kesehatan baik, tanpa ada satu peserta yang sakit. Kegiatan dengan ibadah, yang dimpimpin oleh Calon Diakones, Nadia Manurung, S.Ag. Peserta diberikan wadah untuk saling berbagi pengalaman dan tantangan untuk saling menguatkan. Fasilitator pada kegiatan tersebut antara lain, Diak. Berlina Sibagariang memberikan sesi Perempuan dan HIV, Masalah dan Tantanganya. Tamba Hutagaol, SE, Peranan Komunitas Perempuan Positif HIV, bapak Marsen Sinaga, memberikan dusa sesi, yaitu Analisa Sosial, Membangun Organisasi Rakyat. Indentitas perempuan, sebagai gambar dn rupa Allah, yang berharga dikuatkan oleh Diak. Oka Nurhayati Harianja, melalui sesi Perempuan dan HIV dari Prespektif Alkitab. Lalu sesi ini ditutup oleh dr. Tihar Hasibuan dengan sesi Perempuan HIV, Hidup Berdaya dan Produktif.


Kegiatan ini ditutup dengan ibadah oleh Calon Diakones Adha Pratiwi Sianturi. Dalam ibadah ini, kami mengenang saudara-saudara kami yang telah meninggal oleh karena AIDS, dan berdoa untuk seluruh keluarga yang ditinggalkan. Berdoa untuk seluruh tim dan pihak-pihak yang hari ini masih bekerja untuk penanggulangan HIV-AIDS.


Kiranya seluruh peserta yang datang memiliki semangat baru dan informasi yang baru dan termotivasi untuk melakukan upaya penanggulangan HIV-AIDS, semakin kuat dan semakin aktif terlibat dalam berorganisasi untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS, sehingga ending AIDS 2020, 0 angka infeksi baru, 0 angka kematian karena AIDS, 0 angka stigma dan diskriminasi, dapat tercapai.

Jl. Gereja No.17, Lumban Dolok Haume Bange, Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara
© 2020 HKBP AIDS MINISTRY. All rights reserved