Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional pada 23 Juli 2024, HKBP AIDS Ministry bekerja sama dengan gereja-gereja di Sumatera Utara, United Evangelical Mission (UEM), Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia, BPK Gunung Mulia, dan Batak Centre, menyelenggarakan kegiatan sosialisasi di sekolah-sekolah wilayah Pangururan, Samosir. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai perlindungan diri dan pencegahan kekerasan serta pelecehan seksual pada anak. Dengan menggunakan metode interaktif dan alat peraga, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan anak-anak dalam melindungi diri mereka dari ancaman kekerasan seksual.
Kegiatan dimulai pada pagi hari di SD 1 Pardomuan 1 dengan 170 siswa sebagai peserta. Dalam sesi ini, Diakones Oka Nurhayati Harianja dan Refina Gultom memberikan penjelasan tentang pentingnya mengenali dan melindungi area pribadi tubuh. Mereka menggunakan boneka edukasi untuk memudahkan anak-anak memahami bagian tubuh mana yang boleh disentuh oleh orang lain dan mana yang tidak boleh. Melalui metode interaktif ini, anak-anak diajak untuk mengenali perbedaan antara sentuhan baik dan sentuhan buruk.
Selain itu, anak-anak juga diajarkan tentang bagaimana cara menolak dan melaporkan jika mereka mengalami atau melihat kekerasan atau pelecehan seksual. Dengan menggunakan lagu dan permainan, materi yang disampaikan menjadi lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar diberi hadiah buku edukasi dari Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia, yang mengandung nilai-nilai anti korupsi dan moral.
Setelah sesi pertama selesai, tim melanjutkan kegiatan sosialisasi ke SD Sw. St Mikhael Pangururan dengan 160 siswa. Di sini, pendekatan yang sama diterapkan dengan menyesuaikan beberapa bagian materi agar lebih relevan dan mudah dipahami oleh anak-anak di sekolah ini.
Kegiatan di kedua sekolah ini berlangsung dengan lancar dan penuh antusiasme dari para siswa. Mereka aktif berpartisipasi dan banyak mengajukan pertanyaan, menunjukkan ketertarikan mereka pada topik yang dibahas. Melalui kegiatan ini, diharapkan anak-anak dapat lebih waspada dan memiliki keberanian untuk melindungi diri mereka dari berbagai bentuk kekerasan dan pelecehan seksual.
Dalam penutupannya, Diakones Oka Nurhayati Harianja menekankan pentingnya peran guru dan orang tua dalam mendukung anak-anak untuk memahami dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
Dia juga mengapresiasi kerjasama yang baik dari pihak sekolah dalam menyukseskan kegiatan ini.
Kegiatan serupa diharapkan dapat terus dilakukan di sekolah-sekolah lainnya untuk memastikan lebih banyak anak terlindungi dari kekerasan dan pelecehan seksual. Semoga semakin banyak pihak yang tergerak untuk memberikan edukasi yang bermanfaat bagi anak-anak.
Penulis: Adha P. Sianturi