HKBP AIDS Ministry
HKBP AIDS Ministry

HKBP AIDS Ministry mengikuti kegiatan “Christian Conference of Asia-Action Together Combating HIV and AIDS in Asia (ATCHAA)"

HKBP AIDS Ministry mengikuti kegiatan “Christian Conference of Asia-Action Together Combating HIV and AIDS in Asia (ATCHAA)"

Oleh Admin, 10 Apr 2024

Kegiatan konferensi ini dilaksanakan selama tiga hari (05-07 April 2024) di Hotel Ambassador Hotel Bangkok, Thailand, dihadiri sebanyak 60 orang terdiri dari pelayan gereja, medis, perwakilan jaringan ODHIV, aktivis sosial, dan anggota LSM yang bekerja di bidang HIV dan AIDS di Asia. Adapun utusan HKBP melalui HKBP AIDS Ministry adalah Diak. Nadia Tresa Manurung. Kegiatan diawali dengan ibadah pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan pembukaan oleh Sekretaris Jenderal CCA Dr Mathews George Chunakara, yang disampaikan lewat video/ online. Beliau mengatakan, “Mari kita bekerja sama, melakukan refleksi bersama, dan mencari cara untuk memperkuat tujuan dan komitmen kita bersama sebagai bagian dari iman dan kesaksian Kristiani kita.

Foto bersama seluruh peserta

Pdt Grace Moon, Koordinator Program CCA memperkenalkan CCA, selanjutnya perkenalan para peserta. Dr. Ronald Lalthanmawia dalam sesinya mengatakan bahwa sudah saatnya bagi komunitas agama untuk memikirkan kembali teologi, praktik, persepsi, dan sikap yang menyamakan dosa dengan penyakit dan mengadopsi pendekatan moralitas yang mengedepankan belas kasih dan menghindari stigma, diskriminasi, menyalahkan, mengutuk, membungkam, dan penyebaran pesan-pesan teologis yang menghakimi. Pdt. Rodolfo Vicente Cancino Jr., dari Konferensi Waligereja Filipina, berbagi bahwa pelayanan dengan orang yang hidup dengan HIV dan AIDS adalah “saksi yang kuat terhadap fakta bahwa martabat manusia adalah hakiki dan tidak meningkat atau menurun berdasarkan kondisi fisik seseorang.”

Hari kedua dilanjutkan dengan sesi refleksi Teologi oleh Pdt. Jimmy Sormin dengan nas Galatia 4:14. Dilanjutkan dengan Sesi mengenai partisipasi masyarakat dalam memerangi HIV dan AIDS disampaikan oleh Ibu Ines Sarmento Lopes, direktur eksekutif ‘Estrela+’ Timor Leste. Selanjutnya, Hiramani Sitaula dari Asosiasi Nasional ODHA Nepal di Nepal (NAP+N) berbagi praktik terbaik mereka berupa koordinasi yang erat dengan pemerintah daerah dan nasional untuk meningkatkan kualitas hidup ODHIV.  Pyi Aung Hein dari Myanmar Positive Group, menguraikan upaya memajukan inisiatif HIV berbasis komunitas mulai dari perawatan HIV, dukungan, tes, konseling melalui telepon, dan memfasilitasi klien untuk mendapatkan obat antiretroviral. Selanjutnya, Manuel Ilogon Velasco, dari Asosiasi Advokat Dawaw Mindanao yang berbasis di Kota Davao, Filipina, memusatkan presentasinya pada Proyek ALTER (Hubungan Alternatif dengan Perawatan dan Retensi). Kemudian, Timotius Hadi Wijoyo dari Jaringan Indonesia Positif/Jaringan ODHIV Indonesia. Dilanjutkan sesi dari Dr Rajni Herman, direktur proyek Asosiasi Rumah Sakit Emmanuel, yang menyediakan perawatan paliatif bagi orang yang hidup dengan HIV dan AIDS. Dr Chawnglungmuana, dari SHALOM Society–Aizawl di Mizoram, India Timur Laut.

Selanjutnya, dari HKBP AIDS Ministry. Diakones Nadia Manurung, mengenalkan gambaran pelayanan HAM sejak berdiri 2003 hingga saat ini yang terus aktif dalam pencegahan dan pengendalian HIV & AIDS, serta pendampingan ODHIV. Pada kesempatan ini, disuarakan bahwa gereja memiliki peran penting dalam pencapaian Ending AIDS 2030. Disampaikan juga bahwa infeksi HIV baru dan kematian karena AIDS akan terus meningkat, jika stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV masih tinggi dan tabu membahas edukasi seks. Sehingga, sudah saatnya gereja memberikan pendidikan seks sejak dini kepada anak-anak dan menjadikan konseling dan tes HIV menjadi syarat bagi calon pengantin menuju pernikahan. HAM memberikan masing-masing peserta gantungan kunci berisi informasi tentang HAM dan buku kepada peserta dari Indonesia, Malaysia, dan Timor Leste (buku dalam Bahasa Indonesia). Pdt. Francis Loh dan Ibu Rebecca Ang Li Yuan menyampaikan pelayanan kepada orang yang hidup dengan HIV dan AIDS oleh Evangelical Lutheran Church (ELCM) di Malaysia dan CARE Malaysia. Mahesh Somasundaram dari Dewan Kristen Nasional Sri Lanka, dilanjutkan Leya Bristy Mollick dari Dewan Nasional Gereja-Gereja di Bangladesh (NCCB).

Diak. Nadia Manurung (HAM) menyampaikan sesi

Hari ketiga, Prof. Sunshine Dulnuan menekankan bahwa pendekatan SAVE (praktik yang lebih aman, akses terhadap pengobatan, konseling dan tes sukarela, dan pemberdayaan) telah menjadi bagian integral dari HIV dan AIDS. Dilanjutkan sesi mengatasi Stigma dan diskriminasi terkait HIV & AIDS. Sesi ini disampaikan oleh Rev. Christopher Joseph San Jose dari Open Table Metropolitan Community Church. Arisdo Gonzalez dari Yayasan Pesona Bumi Pasundan. Dr. Inba Ignatius dari Snegidhen and snegidhi trust.

Sesi terakhir adalah diskusi kelompok untuk rencana tindak lanjut. Peserta dibagi menjadi enam kelompok dan hasil diskusi kelompok tersebut akan dirampungkan oleh panitia. Kegiatan ini ditutup dengan ibadah yang melibatkan beberapa peserta dalam rangkaian ibadah penutup. 

NM-HAM

Jl. Gereja No.17, Lumban Dolok Haume Bange, Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara
© 2020 HKBP AIDS MINISTRY. All rights reserved