Balige, 27 Februari 2024 - HKBP AIDS Ministry mengadakan doa bersama sebagai ucapan syukur atas perayaan ulang tahun yang ke-21 (25 Feb 2003-25 Feb 2024). Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Departemen Diakonia HKBP, Pdt. Debora Purada Sinaga, MTh, Direktur Rumah Sakit HKBP Balige, dr. Benni Sinaga, Anggota PDP/VCT RS HKBP Balige, dan Kerohanian RS HKBP Balige.
Pdt. Debora Sinaga MTh, menyampaikan renungan dan refleksi yang diambil dari Galatia 5: 22-23. Dalam khotbahnya, beliau mengingat kembali perjuangan HKBP AIDS Ministry dalam menembus stigma diskriminasi kepada orang dengan HIV yang kerap kali menghambat mereka mendapatkan haknya untuk sehat dan mendapatkan pendidikan.
Beliau juga mengingat masa-masa perjuangan pada tahun 2018 yang lalu, ketika anak-anak yang hidup dengan HIV di shelter House of Love mendapatkan penolakan dari pemerintah dan masyarakat. HKBP AIDS Ministry berdiri dan memperjuangkan hak mereka. Sungguh bahagia melihat mereka saat ini sudah bertumbuh menjadi anak-anak yang sehat dan sudah mendapatkan pendidikan.
Pdt. Debora Purada Sinaga, MTh, menyampaikan renungan dan refleksiBeliau juga memberikan semangat dan apresiasi kepada seluruh tim HKBP AIDS Ministry yang masih setia melayani di HKBP AIDS Ministry. Tambahan beliau juga mengingat bahwa dulu HKBP sudah menetapkan bahwa tes HIV tidak boleh dijadikan syarat untuk penerimaan calon pelayan, meskipun saat ini sudah diberlakukan namun hasil tetap menjadi milik mereka yang melakukan tes.
Usai renungan dan refleksi dari ibu Kepala Departemen Diakonia HKBP, masing-masing staf menyampaikan refleksinya masing-masing mengenai pelayanan yang dilakukan dan tantangan yang dihadapi selama melakukan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan upaya advokasi. Selain itu, seluruh refleksi menggambarkan ucapan syukur karena menjadi bagian dari HAM.
Sambutan dilanjutkan oleh dr. Tihar Hasibuan, Ketua Pengurus HKBP AIDS Ministry. Beliau mengatakan bahwa pelayanan pencegahan HIV AIDS punya tantangan yang berbeda setiap waktu. Dulu sekali, seorang ibu pernah membeli pemutih sangat banyak karena untuk membersihkan tempat tidur yang digunakan oleh pasien ODHIV, lalu pernah terjadi dokter tidak menyentuhkan stetoskop mereka ke tubuh pasien ODHIV karena takut. Namun saat ini, hal itu sudah bergeser, malah yang terjadi adalah banyak NGO yang merebutkan pelayanan ODHIV menjadikan ODHIV sebagai komoditi. Selain itu, di hadapan direktur RS HKBP, beliau memohon agar fasilitas layanan untuk ibu positif HIV disediakan di RS HKBP Balige. Sehingga tidak perlu lagi ibu positif pergi ke luar kota untuk melakukan tes HIV.
"Terakhir, kata sambutan disampaikan oleh Sekretaris Eksekutif HKBP AIDS Ministry, Diakones Berlina Sibagariang. Beliau mengucapkan terima kasih kepada semua yang hadir, khususnya kepada Ibu Kepala Departemen Diakonia HKBP, yang selalu mendukung pelayanan HKBP AIDS Ministry. Beliau menegaskan, 'Lima tahun lagi, kita akan mencapai Ending AIDS 2030. Meski kita masih melihat banyak tantangan, kita percaya bahwa hal ini dapat terjadi. Diskriminasi yang tinggi menjadi penghalang utama dalam upaya Ending AIDS 2030. HKBP AIDS Ministry terus berupaya. Dulu, VCT dan PDP masih belum banyak, namun dua tahun terakhir ini, berkat kerja keras advokasi, saat ini PDP sudah tersedia. Meski pelayanan HIV AIDS di jalan sunyi, kita percaya bahwa bersama dengan Tuhan dan dukungan dari semua pihak, ini dapat terlaksana.'
Sekretaris Eksekutif HKBP AIDS Ministry, Diakones Berlina Sibagariang
Usai refleksi, ibadah ditutup
dengan doa yang dipimpin oleh Pdt. Debora Purada Sinaga. Acara kemudian
dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng, nyanyian selamat ulang tahun, dan makan
bersama. Ini menjadi penutup yang manis untuk perayaan ulang tahun ke-21 HKBP
AIDS Ministry, sebuah momen untuk merenung, merayakan, dan mempersiapkan diri
untuk tantangan yang akan datang."
Oleh : APS