Medan, 27 Desember 2023 - Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember, MPH PGI Wilayah Sumatera Utara mengadakan seminar sehari dengan tema "Bergerak Bersama Komunitas Zero AIDS 2030". Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang upaya pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS, serta untuk mendukung gerakan masif dan aksi nyata dalam memutus rantai penularan HIV AIDS di Sumatera Utara.
Seminar ini dihadiri oleh sekitar 50-70 orang peserta, yang terdiri dari perwakilan gereja anggota PGIW-SU, Komisi/Badan PGIW-SU, Lembaga Keumatan/Ormas Kristen, dan MPH PGIW-SU. Seminar ini juga menghadirkan tiga nara sumber yang ahli di bidangnya, yaitu Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Kepala Penanganan AIDS Provinsi Sumatera Utara, dan Diakones Berlina Sibagariang, sekretaris eksekutif HKBP AIDS Ministry.
Dalam sambutannya, Ketua MPH PGIW-SU, menyampaikan bahwa seminar ini merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab gereja terhadap isu HIV AIDS yang masih menjadi masalah serius di Sumatera Utara. Ia mengatakan bahwa Sumatera Utara berada di peringkat lima besar provinsi dengan kasus HIV AIDS tertinggi di Indonesia, dengan kota Medan sebagai penyumbang terbesar. Ia juga mengkritisi bahwa regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah belum ditindaklanjuti secara maksimal, sehingga anggaran dan kinerja penanggulangan HIV AIDS masih kurang optimal.
"Kami berharap seminar ini dapat menjadi momentum untuk membangkitkan semangat dan komitmen kita semua dalam bergerak bersama komunitas untuk mewujudkan zero AIDS pada tahun 2030, sesuai dengan visi pemerintah pusat. Kami juga berharap seminar ini dapat menjadi sarana untuk memperluas jaringan dan kerjasama antara gereja, pemerintah, dan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS," ujar penyelenggara.
Dalam sesi pertama, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara memberikan materi tentang mengenal dan memahami AIDS serta cara penanggulangannya. Dalam materinya, Dinas Kesehatan menjelaskan tentang definisi, sejarah, penyebab, gejala, cara penularan, pencegahan, pengobatan, dan dampak HIV AIDS. Dinas Kesehatan juga memberikan informasi tentang data dan fakta terkini tentang situasi HIV AIDS di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara. Dinas Kesehatan juga mengajak peserta untuk melakukan tes HIV secara sukarela dan rutin, serta untuk menghindari perilaku berisiko tinggi, seperti seks bebas, berganti-ganti pasangan, jarum suntik, dan transfusi darah.
Dalam sesi kedua, Kepala Penanganan AIDS Provinsi Sumatera Utara memberikan materi tentang gerakan masif dengan aksi nyata mewujudkan zero AIDS pada tahun 2030. Dalam materinya, Kepala Penanganan AIDS menjelaskan tentang strategi dan program pemerintah dalam menangani HIV AIDS, baik di tingkat nasional maupun daerah. Kepala Penanganan AIDS juga menyampaikan tentang tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program tersebut, serta solusi dan rekomendasi yang dapat dilakukan. Kepala Penanganan AIDS juga menekankan pentingnya peran dan partisipasi masyarakat, khususnya komunitas gereja, dalam mendukung program pemerintah dalam mencapai zero AIDS pada tahun 2030.
Dalam sesi ketiga, Diakones Berlina Sibagariang, sekretaris eksekutif HKBP AIDS Ministry, memberikan materi tentang pengalaman dan kesaksian dalam melayani orang-orang yang terdampak HIV AIDS. Dalam materinya, Diakones Berlina Sibagariang menceritakan tentang latar belakang, visi, misi, dan tujuan HKBP AIDS Ministry, yang merupakan salah satu lembaga gereja yang aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan, sosial, dan rohani kepada orang-orang yang terdampak . Diakones Berlina Sibagariang juga membagikan beberapa kisah inspiratif dan menyentuh tentang orang-orang yang terdampak HIV AIDS yang berhasil bangkit dan berubah hidupnya setelah mendapatkan bantuan dan dukungan dari HKBP AIDS Ministry. Diakones Berlina Sibagariang juga mengajak peserta untuk bersikap terbuka, peduli, dan berempati terhadap orang-orang yang terdampak , serta untuk tidak menstigma dan mendiskriminasi mereka.
Seminar ini berlangsung dengan lancar dan interaktif, dengan adanya sesi tanya jawab dan diskusi antara peserta dan nara sumber. Peserta juga mendapatkan materi dan sertifikat sebagai bukti keikutsertaan dalam seminar ini. Peserta juga menyatakan bahwa seminar ini sangat bermanfaat dan menambah wawasan mereka tentang , serta memotivasi mereka untuk bergerak bersama komunitas dalam mewujudkan zero AIDS pada tahun 2030.