Duri-Riau, pada hari Rabu 17 Juli 2023, HKBP AIDS Ministry bersama Distrik XXX Riau Pesisir melaksanakan kegiatan “Pembekalan dan Konsultasi HIV & AIDS di Distrik XXX Riau Pesisir” bertempat di HKBP Duri ress Duri PHR. Turut hadir dalam kegiatan ini Pdt. Debora Purada Sinaga M.Th selaku kepala Departemen Diakonia HKBP, Pdt Sarlen L.Tobing, S.Th, MA selaku Prases HKBP Distrik XXX Riau Pesisir, Dr. elvianis selaku ketua komite RSUD Mandau, Dr Enri Pardede mewakili Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, Diak. Oka Nurhayati Harianja dan seluruh Tim HKBP AIDS Ministry, Pemuda/I HKBP Distrik XXX Riau Persisir, seluruh partisipan yang hadir berjumlah 200 orang.
Kegiatan ini diawali dengan ibadah singkat yang dibawakan oleh Biv. Netti (Liturgis) dan renungan singkat dibawakan oleh Pdt. Hitler B. Panjaitan S.Th. Dalam renungan ini beliau mengatakan kesehatan jiwa seseorang ditentukan oleh Mindset seseorang. Artinya jika kita memiliki pola pikir yang benar, hati yang tentram dan damai maka kita bisa sukses dimanapun kita berada dan dalam apapun yang kita lakukan. Usai ibadah, dilanjutkan dengan sambutan dari Pdt Sarlen L.Tobing, S.Th, MA (Praeses HKBP Distrik XXX Riau Pesisir). Pada kesempatan ini beliau menyampaikan bahwasannya ini merupakan salah satu gerakan yang baru untuk menstop bullying bagi orang-orang yang terkena HIV AIDS. Selanjutnya kata sambutan dari Pdt. Debora Purada Sinaga. Beliau mengatakan bahwasannya ia sangat senang pemuda/i ingin mengetahui mengenai HIV AIDS.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pembekalan dan konsultasi HIV & AIDS, yang berlangsung dengan lima sesi. Sesi pertama dibawakan oleh Dr. Elvianis selaku ketua komite RSUD Mandau. Dalam sesi pertama ini membahas mengenai “Satukan langkah, Cegah HIV, Semua setara akhiri AIDS”. Dalam kegiatan ini beliau menyampaikan bahwasannya pemuda/I harus terlebih dahulu mengetahui apa itu HIV AIDS. Ia juga mengatakan bahwasannya virus HIV dapat tertular melalui tranmisi seksual (berhubungan seks) yang seharusnya hubungan seksual ini dilakukan secara vaginal. Ada juga dilakukan melalui anal (tidak melalui tempatnya), transmisi non seksual merupakan melalui kontak darah (tertusuk jarum penderita yang sudah terkena HIV), tranfusi darah (darah orang yang sudah terkena virus HIV), tramisi vertikal dari ibu ke bayinya. Pada saat ibu hamil melalui plasenta, saat proses kelahiran dan air susu ibu.
Sesi kedua dibawakan oleh Dr Enri Pardede, membahas menganai “gambaran HIV & AIDS di Kabupaten Bengkalis” Dalam sesi ini beliau mengatakan bahwasannya orang yang terkena virus HIV rata-rata yang tidak memiliki pekerjaan tidak hanya itu, beliau juga menyatakan bahwa populasi kunci tersebut tidak selamanya merupakan sumber HIV. Karena gambaran ini sudah masuk kepada ibu rumah tangga dan bapak rumah tangga. Tidak hanya itu, beliau juga menyampaikan informasi dasar mengenai HIV & AIDS, bagaimana penularannya dan pencegahannya. Usai pemaparan, dilanjutkan denga sesi tanya jawab. Salah seorang penanya memberikan pertanyaan Apa yang sudah dilakukan pihak rumah sakit Mandau dan dinkes dalam mewujudkan ending AIDS. Kemudian pertanyaan ini dijawab oleh Dr.Enri yang mengatakan bahwasan dinkes berusaha memotivasi menjalin kerja sama dengan masyarakat mengenai HIV. Karena Dinkes tidak dapat berjalan sendiri tanpa masyarakat.
Sesi selanjutnya dibawakan oleh Pdt Debora Purada Sinaga. Pada kesempatan ini beliau menyampaikan mengenai pandangan HKBP terhadap HIV AIDS dan pelayanan kepada orang dengan HIV AIDS. Ia menyampaikan bagaimana seharusnya gereja menjadi garda terdepan mewujudkan three zero sebagai ending AIDS. Tidak hanya itu beliau juga mengatakan bahwasannya orang-orang yang terkena HIV AIDS sering sekali di diskriminasi dan bahkan disebut orang pendosa. Pdt Debora Purada juga mengatakan kepada pemuda/I ketika kita sudah mengetahui apa itu HIV AIDS maka tidak ada lagi diskriminasi karna ini merupakan berkaitan dengan hak-hak asasi manusia.
Sesi ke empat dibawakan oleh Diak. Oka Nurhayati Harianja dengan tema HKBP bersama dunia menuju ending AIDS 2030. Dalam pemaparan ini, beliau mengatakan bahwasannya ada beberapa diantara mereka yang terkena HIV di usia yang sangat muda. Tidak hanya itu beliau menegaskan tujuan utama dalam konsultasi ke distri-distrik ini ialah untuk mengembangkan fungsi HIV AIDS ministry tingkat pusat dan distrik HKBP dalam bentuk koordinasi. Hal ini dikarenakan masih tinggi stigma dan diskriminasi itulah sebabnya HKBP AIDS Ministry selalu berusaha memperjuangkan hak-hak orang dengan HIV AIDS. HKBP AIDS Ministry tingkat distrik merupakan suatu oraganisasi pelayanan yang dibentuk di tingkat distrik, resort untuk pencegahan pengendali hiv serta pelayanan dampingan orang dengan HIV.
Sesi selanjutnya ialah sesi sharing pengalaman oleh seorang best practice sebagai salah satu suara komunitas dampingan HAM. Pada kesempatan ini best practice menyampaikan warna-warni kehidupan orang yang hidup dengan HIV, cara mereka berusaha untuk tetap bertahan dan melanjutkan hidup di tengah-tengah status baru yang mereka miliki sehingga pada akhirnya boleh menerima kenyataan yang ada pada dirinya dan seluruh stigma yang didapatkan dari orang-orang terdekat. Beliau menekankan kepada partisipan bahwasannya, dia terinfeksi HIV atas ketidaktahuannya untuk mencegah dirinya dari HIV, sehingga ketika dia merantau terinfeksi HIV oleh karena perilaku berisiko yang pernah ia lakukan.
Olehnya, dia menyampaikan kepada peserta untuk boleh mencegah dirinya kelak. C.Diak Nadia Manurung sebagai moderator menyakinkan seluruh peserta bahwasannya orang-orang dengan HIV dapat bertahan dan sama seperti orang-orang lain pada umumnya hanya saja mereka harus mengkomsusi ARV setiap hari, dan pola hidup yang sehat. Beliau juga memandu tanya jawab antara partisipan dan best praktis.
Usai sharing pengalaman ini, dilanjutkan dengan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang dipimpin oleh C.Diak Nadia Manurung dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV & AIDS di HKBP Distrik XXX Riau Pesisir yakni:
Peserta akan melakukan sharing kepada pemuda di gereja masing-masing tentang pengalaman selama kegiatan pembekalan dan konsultasi HIV & AIDS ini berlangsung
Mendirikan seksi di setiap gereja untuk aktif memberikan edukasi, apa dan bagaimana HIV & AIDS.
Bekerja sama dengan layanan kesehatan daerah dan lembaga yang peduli terhadap pencegahan dan pengendalian HIV & AIDS.
Pada kegiatan ini, sekaligus dilaksanakan aksi donor darah, bekerjasama dengan Duri Donor Cakrawala (DDC) dan RS Mandau. Sebelum kegiatan ini ditutup Pdt Wesli Sianturi mengatakan bahwa apabila kita mau sehat jaga dirimu dan hargai dirimu kemudian ditutup dengan doa, serta doa bersama.
Ditulis oleh : Mei Rosalina Sinaga (Mahasiswa Sekolah Tinggi Diakones HKBP, praktik 2023)