Pangkirapan, Desa Sitabotabo, Siborong-borong pada hari Rabu (07/07/2023) - HKBP AIDS Ministry laksanakan pelatihan pertanian organik hari ke-2 yang difasilitasi oleh PENGMAS. Kegiatan pelatihan ini dihadiri langsung oleh kepala biro pengembangan masyarakat HKBP yaitu Pdt. Jhoni Sihite, Bapak Herman Simanjuntak dan juga Sekretaris eksekutif HKBP AIDS Ministry Diak. Berlina Sibagariang dan seluruh tim HKBP AIDS Ministry. Adapun tujuan dari pelatihan tersebut ialah untuk peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan milik ODHIV. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.
Kegiatan pelatihan ini diawali dengan ibadah singkat yang dipimpin oleh C.Diak Nadia Manurung, S.Ag. Setelah ibadah singkat selesai acara selanjutnya dimonitoring oleh C.Diak Nadia Manurung selaku panitia. Didalam acara, Pdt Jhoni Sihite memberikan bimbingan dan arahan kepada seluruh peserta yang hadir mengenai bagaimana cara bertani dengan baik. Tidak hanya itu, Pdt Jhonni juga mengajarkan lagu pertanian kepada dampingan yang liriknya ialah Tano on badia do dirohanami, Tano on badia do dirohanami. Pdt Jhoni Sihite juga mengatakan dalam bertani juga perlu 3 M yaitu Manuan, Mangurus dan Mamanen. Acara dilanjutkan dengan praktek pembuatan pupuk organik yang dimonitoring oleh Bapak Herman Simanjuntak, di tengah-tengah acara bapak herman Simanjutak juga menjelaskan bagaimana cara penggunaan mesin pencacah rumput yang baik dan benar.
Adanya pelatihan ini merupakan kerjasama HKBP AIDS Ministry dengan PENGMAS, dalam kegiatan ini HKBP AIDS Ministry membantu membangun dan memajukan perekonomian peserta pelatihan pertanian organik yaitu dampingan HKBP AIDS Ministry. Pemberdayaan ini juga dilakukan tidak hanya membantu perekonomian dampingan HKBP AIDS Ministry akan tetapi juga memberikan pengetahuan kepada seluruh peserta agar kedepannya mereka dapat lebih mengetahui bagaimana cara bertani dengan menggunakan pupuk organik dan tidak menggunakan lagi pupuk kimia dalam bertani. Adapun tujuan penggunaan bahan-bahan organik ialah untuk menggembalikan kesuburan tanah dan juga baik bagi kesehatan manusia.
Acara selanjutnya adalah arahan dan bimbingan oleh PENGMAS yang dinarasumberi oleh Bapak Herman Simajuntak dan rekannya. Bapak Herman Simanjutak mengatakan bahwasannya tanaman yang menggunakan pupuk kimia atau sintetif akan menghasilkan tanaman yang tidak sehat atau mengandung penyakit. Ia juga menjelaskan mengenai POSA. POSA merupakan pupuk organik selaras alam, padat, cair. Posa sendiri terdiri dari 14 unsur. Selanjutnya Bapak herman mengatakan bahwa ada tiga jenis pertanian yaitu kimia, organik (alam) dan semi organik. Dalam pembuatan pupuk organik ada 14 komposisi yang harus dipersiapkan dan diperlukan antara lain Fermentasi organik sebanyak 35%, kotoran ayam sebanyak 30%, guano (pospat) sebanyak 5%, Magnesium atau dolomit sebanyak 15%, abu arang kayu 2.5%, abu arang sekam padi 2,5 %, abu tempurung kelapa 2,5%, dedak halus 2.5%, tepung ikan 2.5%, biotren (EM4) sebanyak ½ liter, Tri koderma 1 kg, Molase/ gula pasir 250 gr, Ajinamoto 5 gr dan dedaunan hujau, jerami, dedaunan kering. Setelah bahan-bahan sudah tercampur merata kemudian tutup dengan terpal. Pupuk yang sudah tercampur merata dapat digunakan setelah 2 minggu proses pembuatan. Tidak hanya itu pupuk ini juga diaduk selama satu kali tiga hari.
Dipengunjung acara, di tutup dengan kata-kata motivasi yang disampaikan oleh Diak. Berlina Sibagaring. Diak. Berlina Sibagaring mengatakan bahwasannya ilmu yang mereka dapatkan satu hari ini sangat mahal dan sangat berharga. Peserta pelatihan harus benar-benar mempraktikannya pada saat bertani agar hasil tani yang diproduksi sehat bagi kesehatan tubuh manusia. Tidak hanya itu, Diak. Berlina juga memberi semangat kepada para peserta bahwasannya mereka dapat berkreasi seperti orang-orang pada umunya. Selanjutnya dilanjutkan dengan pembagian alat dan bahan pupuk organik oleh C.Diak Nadia Manurung, foto bersama peserta dampingan dan dilanjutkan dengan doa yang dibawakan oleh Pdt Jhoni Sihite.