HKBP AIDS Ministry hadir di kegiatan rapat pendeta HKBP di Seminarium Sipoholon yang di mulai sejak tanggal 21-24 Oktober, namun HAM memulai kegiatan tersebut sejak tanggal 22-24 Oktober.
Rapat pendeta kali ini mengusung tema “Aku mendoakanmu agar imanmuu tidak jatuh yang diambil dari Lukas 22:32 dengan sub tema: Pendeta HKBP belajar dan bergegas melaksanakan tugas panggilannya agar imannya tidak jatuh pada revolusi Industri ke- empat.
Selama kegiatan berlangsung, kami hadir di stan dan mengajak peserta untuk singgah dan menerima informasi. Kami juga membagi gantungan kunci dan brosur kepada pendeta yang datang dan menawarkan kotak donasi jika ingin berdonasi.
Hari kedua dan ketiga kami berkeliling dan menjumpai peserta yang duduk bersantai di warung-warung yang tersedia di sekitar lokasi untuk sosialisasi, berbagi brosur dan gantungan kunci, tidak sedikit yang menolak namun juga ada yang berpartisipasi untuk menyumbangkan donasi dan mengapresiasi.
Harapannya semoga semakin banyak Spirtual Leader yang berkomitmen untuk melakukan upaya pencegahan HIV-AIDS di jemaat yang mereka pimpin. Dengan demikian informasi HIV-AIDS diterima secara merata, semakin sedikit yang terinfeksi HIV-AIDS dan angka stigma dan diskriminasi menurun.
KBP AIDS Ministry hadir di kegiatan rapat pendeta HKBP di Seminarium Sipoholon yang di mulai sejak tanggal 21-24 Oktober, namun HAM memulai kegiatan tersebut sejak tanggal 22-24 Oktober.
Rapat pendeta kali ini mengusung tema “Aku mendoakanmu agar imanmuu tidak jatuh yang diambil dari Lukas 22:32 dengan sub tema: Pendeta HKBP belajar dan bergegas melaksanakan tugas panggilannya agar imannya tidak jatuh pada revolusi Industri ke- empat.
Selama kegiatan berlangsung, kami hadir di stan dan mengajak peserta untuk singgah dan menerima informasi. Kami juga membagi gantungan kunci dan brosur kepada pendeta yang datang dan menawarkan kotak donasi jika ingin berdonasi.
Hari kedua dan ketiga kami berkeliling dan menjumpai peserta yang duduk bersantai di warung-warung yang tersedia di sekitar lokasi untuk sosialisasi, berbagi brosur dan gantungan kunci, tidak sedikit yang menolak namun juga ada yang berpartisipasi untuk menyumbangkan donasi dan mengapresiasi.
Harapannya semoga semakin banyak Spirtual Leader yang berkomitmen untuk melakukan upaya pencegahan HIV-AIDS di jemaat yang mereka pimpin. Dengan demikian informasi HIV-AIDS diterima secara merata, semakin sedikit yang terinfeksi HIV-AIDS dan angka stigma dan diskriminasi menurun.