Chiristian Conference of Asia (CCA) menyelenggarakan Konsultasi Regional Asia untuk penguatan aksi pencegahan HIV antar iman “Asia Regional Consultation on Strengthening Interfaith Actions in HIV Response. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, sejak tanggal 21–22 September 2021, secara virtual. CCA adalah organisasi persekutuan antar gereja di wilayah Asia, mengorganisir dan terlibat dalam berbagai inisiatif antaragama di seluruh wilayah dengan fokus khusus pada inisiatif antaragama dalam menanggapi isu-isu HIV.
Sebanyak empat puluh dua peserta mengikuti konsultasi tersebut, mereka berasal dari beberapa negara di Asia, yaitu negara Indonesia, Nepal, Bangladesh, Pilipina, Taiwan, Srilangka, Kamboja, Myanmar, India, Pakistan. Peserta datang dari perwakilan organisasi lintas agama dan individu yang terlibat atau bersedia menjadi bagian dari advokasi dalam memerangi HIV dan AIDS. Tiga orang pelayan dari HKBP AIDS Ministry menjadi peserta dalam konsultasi, bersama dengan peserta dari Indonesia lainnya.
Konsultasi Regional Asia untuk penguatan aksi pencegahan HIV kali ini bertemakan 'Memperkuat Aksi Antar Agama dalam Respon HIV. Konsultasi ini menjadi platform untuk menentukan strategi bersama tentang peran lembaga berbasis iman dan agama dalam menanggapi HIV dan AIDS termasuk pencegahan, promosi kesehatan, pengurangan stigma dan diskriminasi, peningkatan kepedulian, dukungan, dan advokasi di semua tingkatan, dan revitalisasi organisasi dan jaringan lintas agama regional dan nasional di Asia.
Sejak lama organisasi berbasis agama memainkan peran penting dalam memberikan layanan kesehatan dan pelayanan sosial. Organisasi agama memiliki peranan yang penting dan kuat untuk memberi respons komprehensif terhadap HIV dan AIDS, secara nasional, regional, dan global. Pekerjaan yang dilakukan oleh organisasi agama, sangat penting memberikan perawatan, pengobatan, dan dukungan di sebagian besar wilayah pedesaan dan di lingkungan khususnya dalam menghadapi epidemi HIV dengan tanggapan yang berkelanjutan dan efisien.
Kegiatan dibuka oleh Dr. Mathews George Chunakara – CCA General Secretary yang memaparkan banyaknya anak menjadi yatim piatu oleh karena AIDS, oleh karena itu organisasi agama memiliki peranan penting untuk melakukan advokasi kepada pemerintah agar terbentuk kebijakan dan anggaran pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS. Kita harus fokus kepada manusia yang rentan, tidak ada tempat untuk stigma. Beliau mengajak peserta untuk tidak diam melihat persoalan dan penderitaan yang dialami oleh sesama khususnya oleh karena endemic HIV AIDS, melainkan kita harus menghadirkan dunia yang penuh cinta kasih dan keadilan.
Sesi pertama pada konsultasi tersebut dibawakan oleh Stela Sacaliuc – UNAIDS Stela Sacaliuc Executive Officer fari UNAIDS Asia and Pasifik dengan tema The Role of faith-based organizations and faith communities in an integrated and comprehensive response to HIV in Asia. Beliau memberikan penegasan, bahwa organisasi berbasis agama memberikan peranan penting dalam upaya pencegahan HIV AIDS, sebagai organisasi yang masih banyak dipercayai oleh masyarakat. Organisasi berbasis agama berperan dalam membangun kesadaran untuk pencegahan HIV AIDS, memberikan ruang yang aman bagi remaja untuk belajar mengenai pendidikan seks, memberikan perawatan dan dukungan bagi ODHIV dan lain sebagainya.
Sesi Menantang Norma: Mendobrak Stigma dan Diskriminasi di Masyarakat: Strategi Organisasi Berbasis Keyakinan diberikan oleh Lhaksam Wangda Dorji Executive Director Lhak-Sam. Stigma dan diskriminasi dapat diturunkan, apabila terjadi kebijakan yang mengintegrasikan edukasi HIV AIDS di masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai masyarakat namun tetap harus mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan. Sesi ketiga, dibawakan oleh Dr. Kezevino Aram President dari organisasi Shanti Ashram, menyerukan untuk peduli kepada anak dengan HIV dan perempuan, agar mereka mendapatkan hak atas kesehatan dan pendidikan.
Pada hari kedua, sesi diberikan oleh Izza Annafisatud Daniah Program Manager Nahdlatul Ulama berbagi mengenai situasi pencegahan dan pengendalian HIV di Indonesia. Beliau menyampaikan bahwa kita harus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk melakukan aksi pencegahan HIV, semakin kuat jaringan dan kerjasama, semakin banyak yang dapat dilakukan. Sesi Iman dan HIV dalam dekade: Memobilisasi Komunitas Agama untuk Mengakhiri Epidemi HIV diberikan oleh Dr. David R. Barstow - Aktivis AIDS, dilanjutkan oleh Rogeselle B. Monton Program Director, Project Red Ribbon Care Manegement Foundation dengan tema, Suara Komunitas: Kisah Harapan dan Ketahanan ODHA di Lingkungan Islam dan Kristen
Dr. Manoj Kurian Coordinator, WCC Ecumen dari World Council Of Churche dalam akhir percakapannya mengatakan, dengarkan dan internalisasikan apa yang anda dengar, pakai sepatu orang lain agar kita tidak mudah menghakimi yang lain.
Konsultasi berkhir dengan ibadah bersama dengan seluruh peserta.