HKBP AIDS Ministry menjadi panitia dan peserta dalam kegiatan Lokakarya Nasional Pelatihan Peningkatan Kapasitas Nasional Advokasi HIV-AIDS secara virtual sejak tanggal 1-3 September 2021. Diakones Berlina Sibagariang (Sekretaris Eksekutif HAM) menjadi panitia sekaligus narasumber yang memberikan sesi Mitos mengenai HIV dan AIDS sedangkanCal. Diak. Nadia Manurung (staf HAM) menjadi peserta dalam kegiatan tersebut. Kegiatan ini dipanitiai oleh para alumni yang telah mengikuti kegiatan lokakarya tentang HIV di CCA Thailand. HAM juga turut mengundang seorang dampingan HAM dan Erikson Napitupulu (Ketua Kelompok Dukungan Sebaya Santosa) untuk bisa mengikuti kegiatan ini walau bukan menjadi peserta terdaftar. Hal ini bertujuan supaya selain staf HAM, beliau sebagai ODHIV berdaya mampu menjadi informator bagi teman-teman ODHIV lainnya. Kegiatan ini berlangsung selama 3 (tiga) hari penuh, dimulai pada pukul 10.00 WIB – 16.00 WIB.
Lokakarya ini bertujuan untuk menghilangkan stigma terhadap orang dengan HIV (dalam organ gereja disebut sebagai SEMATHA Sesama Manusia Terinfeksi HIV-AIDS) yang hingga kini masih sangat tinggi. HIV hingga saat ini masih selalu menjadi issue yang bagi banyak orang. Hal ini terjadi karena keterbatasan informasi, tidak lengkap dan benar. HIV masih selalu dianggap sebagai “penyakit” yang terkait dengan perilaku amoral. Hingga kini, banyak penyebutan dan istilah serta slogan yang tidak relevan lagi karena berpotensi menimbulkan stigma namun masih dipergunakan tanpa pertimbangan lebih lanjut. Akibat slogan yang dipergunakan masih banyak orang beranggapan bahwa HIV adalah akibat sex bebas dan hanya menginfeksi komunitas tertentu, seperti Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Intersex dan Questioning (LGBTIQ). Hal ini kemudian menimbulkan masalah baru, karena komunitas LGBTIQ dianggap sebagai sumber penularan HIV terbesar sehingga mereka banyak mendapat perlakuan tidak adil (diskriminasi) termasuk dalam akses mendapat layanan kesehatan, rohani maupun pelayanan lainnya.
Orang Dengan HIV masih dianggap sebagai orang yang menyandang “dosa” moralitas karena banyaknya mitos yang beredar dan tidak pernah ada upaya meluruskannya. Upaya menurunkan angka penularan HIV baru hingga saat ini masih banyak terkendala oleh stigma yang masih kuat melekat di masyarakat. Melalui lokakarya ini, para peserta dibekali dengan materi-materi yang berhubungan dengan HIV AIDS. Sehingga peserta paham dengan informasi yang benar tentang HIV AIDS, tidak menstigma dan mendiskriminasi ODHIV, dapat menjadi pendamping bagi ODHIV, tidak menstigma para LGBTIQ dan mampu memperjuangkan hak-hak ODHIV melalui advokasi kepada pemerintah, pimpinan-pimpinan lintas agama, layanan kesehatan, pendidikan, dll. Melalui kegiatan ini peserta semakin banyak mengenal para pegiat HIV, yang dapat berjuang bersama, bahu-membahu untuk mencapai Ending AIDS 2030 (nol infeksi baru HIV, nol kematian karena AIDS dan nol stigma serta diskriminasi terhadap ODHIV).
Selain itu, melalui kegiatan ini peserta memiliki kesamaan perspektif dalam issue HIV, memberikan pemahaman baru bagi peserta untuk dapat merespon issue HIV dari sudut yang lehih manusiawi. Kemudian, membangun kepedulian terhadap sesama terutama komunitas termarginalkan dalam masa pandemi Covid-19, serta dapat memperbarui pengetahuan dan pemahaman terkait issue HIV, gender, stigma dan diskriminasi dan bagaimana menciptakan strategi yang sesuai dengan aktifitas kesehariannya.