HKBP AIDS Ministry
HKBP AIDS Ministry

Melampaui Stigma: Pengalaman Live In di HKBP AIDS Ministry"

Melampaui Stigma: Pengalaman Live In di HKBP AIDS Ministry"

Oleh Adha Pratiwi Sianturi, 30 Apr 2024

Perkenalkan saya Desharianto Sinaga, saya calon pelayan HKBP yang sedang mengikuti pelatihan kompetensi dan sekarang live in di HAM (HKBP AIDS MINISTRY). Sejak 28 Maret hingga 17 April kami telah menyelesaikan tugas kami dengan baik. Banyak pelajaran yang saya peroleh setelah berada di kantor HAM. Saya menjadi tau apa itu HIV dan bagaimana penularanya. Selama ini banyak yang tidak tau tentang HIV dan orang yang positif HIV selalu dikucilkan, ditolak dan bahkan diasingkan di masyarakat dan juga gereja. Padahal penyakit ini tidak semudah yang kita pikirankan penularannya, dan kita bisa hidup bersama dengan ODHIV. Itulah yang akan saya jelaskan dalam tulisan ini, hidup bersama dengan sesama.  Pada tanggal 06 -12 April saya dan 2 orang teman saya calon pelayan yang live ini di HAM, telah mendampingi anak-anak yang positif HIV di Shelter House Of Love HKBP, yang berada di Nainggolan Samosir. Kami hidup bersama, makan bersama,ibadah bersama, dan tinggal ditempat yang sama. Tetapi sampai saat ini saya tetap baik-baik saja. Jika penularannya semudah yang kita banyangkan pasti saya akan positif HIV. Oleh karena itulah perlu kita ketahui tentang HIV ini, agar kita tidak mendiskriminasi orang-orang yang positif HIV.

Pengalaman yang luar biasa yang saya dapatkan setelah live in di HAM terutama selama satu minggu di shelter. Saya berjumpa dengan orang-orang yang luar biasa, mandiri dan orang-orang kuat. Jarang ditemukan anak yang berumur 6-17 tahun sudah mandiri dalam bidang kerohanian, (mereka mampu berdoa, dan bahkan memimpin ibadah subuh, dan juga ibadah malam. Dimana bisa kita temukan anak-anak yang keseharianya harus diawali dengan ibadah dan malam ditutup dengan ibadah? ditempat lain belum saya temui namun di tempat ini saya temui bahkan saya menghidupinya), di bidang  kesehatan (minum obat ARV sebagai obat penahan Virus HIV agar tidak berkembang, dengan waktu yang tepat) dan pendidikan (bersekolah di sekolah yang jauh dari tempat tinggal supaya diterima dan bisa mendapatkan pendidikan). Saya menemukan orang-orang yang luar biasa, walaupun didalam tubuh mereka ada virus tetapi semangat hidupnya tidak pernah rapuh dan tidak ada kata menyerah dari antara mereka, bahkan mereka bercita-cita mulia, dan patut kita apresiasi semangat juang mereka.

Iman Kristen berawal dari pengakuan bahwa Allah adalah pencipta kehidupan. Pengakuan ini berarti bahwa Allah adalah sumber kehidupan dan pemilik segala ciptaan dan juga manusia.  Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan. Sebagai ciptaan manusia juga hidup bersama dengan berbeda latar belakang. Perbedaan yang kita miliki bukan alasan untuk kita tidak saling membutuhkan karena kita  manusia yang memiliki keterbatasan maka kita harus saling membutuhkan. Dalam kehidupan ini semua yang terjadi silih berganti, ada kalanya kita bersedih, senang, menangis, tertawa, menderita, sakit dan juga kita boleh sehat. Semua itu sudah diaturkan oleh Tuhan pada setiap kehidupan manusia.

Tidak ada yang menginginkan penderitaan, penolakan, diskriminasi, dan juga penghinaan. Semua orang ingin dikasihi dan kiranya saling mengasihi. Begitu juga dengan anak anak yang hidup bersama dengan HIV (ODHIV), tidak dapat kita pisahkan dari tengah-tengah kehidupan ini, dan juga ditengah-tengah Gereja. Sering kita berpikir bahwa mereka orang yang tidak bermoral,dan memiliki perilaku buruk. Satu hal yang harus kita tahu, mereka adalah korban dan terlahir demikian, mereka juga tidak menginginkan itu terjadi pada kehidupannya. Terkadang kita percaya akan perkataan yang menimbulkan ketakutan dalam kehidupan kita yaitu ungkapan yang mengatakan bahwa HIV itu cepat penularannya. Perlu kita tahu, penularan HIV hanya dapat melalui Darah, Cairan Vagina, Cairan Sperman,  Air susu ibu (asi). Jadi kita perlu tau dulu apa itu HIV supaya kita jangan cepat percaya akan berita hoax yang membuat kita takut. Sebagai sesama ciptaan ,maka kita diharuskan saling mengasihi. Kita butuh bumi tempat berpijak dan hidup, mereka juga butuh itu.

Kita butuh tempat yang nyaman, mereka juga butuh itu. Kita menerima pendidikan yang baik dan nyaman, mereka juga butuh itu. Kita beribadah dengan nyaman mereka juga butuh itu. Oleh karena itu mulai saat ini stop stigma dan diskriminasi yang membuat hati dan jiwa mereka tertekan. Kita sebagai manusia adalah ciptaan  yang selalu hidup bersama dan selalu bergandengan tangan. HIV bukan hanya masalah mereka tetapi itu masalah kita  bersama. Oleh karena itu mari kita putuskan rantai penyebaran HIV di dunia ini dengan menjaga diri, sebagai ciptaan Tuhan yang istimewa, jangan kotori tubuhmu, itu adalah milik Tuhan. Saya, kamu, dan kita semua takut pada penyakitnya, tetapi mereka ODHIV adalah sesama kita yang membutuhkan kita dan itulah tugas kita sebagai orang yang sehat dan orang beriman yang menjadikan hidup ini  menjadi berkat bagi sesama kita. 

ARTIKEL TERBARU
Oleh ,
Jl. Gereja No.17, Lumban Dolok Haume Bange, Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara
© 2020 HKBP AIDS MINISTRY. All rights reserved