#Cerita dari Peserta Pelatihan Kompetensi
Pantai Bulbul, Balige 03 April 2024. Merayakan kehidupan seyogianya merupakan akar pengharapan setiap orang percaya yang menyatu di dalam persekutuan (Roma 15 : 1-6). Dalam pelbagai situasi yang terjadi, baik suka maupun duka, hidup haruslah dirayakan di dalam Kasih Allah. Merayakan kehidupan dalam keadaan yang baik (red: berbahagia/sukacita/kondisi yang diharapkan) mungkin tidaklah menjadi problematik bagi setiap orang pada umumnya. Tetapi merayakan kehidupan di dalam situasi yang sulit (red: berduka/mengalami sakit/kondisi yang tidak diharapkan) tentu menjadi hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Mungkin dalam situasi yang sulit itu, kita pernah bertanya: “Mengapa hal ini menimpa kehidupan saya?”, serta pertanyaan lainnya hingga menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang tak berujung dan kekecewaan yang tak terkira. Lalu bagaimana mungkin kita bisa merayakan kehidupan sebagai dasar pengharapan dalam situasi tersebut? Julianto dalam bukunya yang berjudul “Seni Merayakan Hidup yang Sulit” mengungkapkan bahwa hidup yang penuh masalah sekalipun bisa dirayakan! Dalam titik terrendah kehidupan kita, mari libatkan Tuhan, sebab DIA mau turut bekerja dalam segala keadaan hidup kita untuk mendatangkan kebaikan serta pemulihan (Simanjuntak, 2013 : 52). Seperti yang dikatakan Tuhan Yesus: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu” – Matius 11 : 28.
Dasar pengharapan yang telah dijelaskan di atas melekat teguh dalam pribadi setiap sahabat ODHIV maupun ADHA yang menghadiri pertemuan ini. Dengan proses kehidupan yang sulit, mereka dengan setia menghadirkan semangat optimistik yang bukan hanya menggarami kehidupannya secara pribadi, namun juga membuahkan sebuah perspektif baru terhadap HIV AIDS yang sering sekali mengalami stigma yang menyesatkan di tengah masyarakat luas, dengan kesehatan serta semangat yang mereka tunjukkan.
Pertemuan komunitas ini dilaksanakan secara rutin sekali dalam sebulan. Pada pertemuan ini, yang menjadi topik edukasi adalah mengenai tes Viral Load yang baru saja dilaksanakan pada sahabat ODHIV dan ADHA. Tes Viral Load digunakan untuk mengetahui jumlah virus HIV yang terdapat di dalam tubuh seseorang. Oleh karenanya, tes ini harus rutin dilaksanakan selama 6 bulan sekali untuk memantau jumlah virus yang ada di dalam tubuh, serta melihat efektifitas obat yang dikonsumsi untuk menekan virus HIV di dalam tubuh.
Di dalam kesempatan ini pula, para sahabat ODHIV banyak mengutarakan berbagai cerita pengalaman yang mampu memotivasi antara satu dengan yang lain. Melalui komunitas ini dapat kita lihat bahwa para sahabat ODHIV dan ADHA merupakan sosok yang tangguh dalam spirit. Mereka memiliki kesehatan yang baik serta mampu melaksanakan berbagai kegiatan ataupun pekerjaan yang mereka miliki. Maka, sesungguhnya tidak ada suatu apapun yang membedakan para sahabat ODHIV dan ADHA terhadap pribadi kehidupan manusia lainnya. Untuk itu, mereka adalah manusia yang utuh yang juga berbahagia di dalam kehidupannya. Mereka tangguh dan kuat, serta memiliki tujuan serta masa depan kehidupan yang berharga
Oleh karenanya, stigma dan diskriminasi terhadap para sahabat ODHIV maupun ADHA harus segera disadarkan serta dihilangkan. Sebab, fakta-fakta terkait dengan HIV AIDS sungguh tidak seperti yang dipikirkan oleh kebanyakan orang yang masih sangat minim mendapatkan edukasi yang tepat. Justru, harapan terbesar dari sahabat ODHIV saat ini adalah HIV berhenti penulalrannya dengan cara penularan apapun, dan mereka sama sekali tidak mengharapkan orang lain untuk tertular penyakit ini, seperti yang mereka alami. Maka oleh karena itu, sangat diharapkan bahwa stigma dan diskriminasi tidak lagi dilekatkan pada para sahabat ODHIV maupun ADHA, karena mereka berhak atas kehidupan yang sama, seperti pribadi seorang manusia pada umumnya. Bahkan mereka harusnya mampu dilihat sebagai ‘pribadi’ yang memotivasi, karena mereka membuktikan bahwa dalam keterpurukan yang dalam sekalipun, mereka tetap mampu bertahan dalam memperjuangkan serta memulihkan kehidupan di dalam spirit yang teguh. Dengan kesadaran yang demikian, maka haruslah kita mampu menjadi saudara bagi setiap orang dan menjadi pribadi yang menerima orang lain layaknya diri kita sendiri.
Hidupilah masa lalu dengan belajar, jalanilah masa depan dengan penuh harapan. Jalan kehidupan masih panjang, usaha dan pengharapan janganlah kiranya padam.
~Yefta Roma Fernando Silaen~