5 Alasan kenapa kita gak boleh memberi stigma dan
diskriminasi kepada ODHIV:
Apakah anda pernah mendapatkan label buruk oleh orang lain karena kondisi kesehatan yang sedang anda alami, atau karena pakaian yang anda kenakan atau karena kondisi fisik lainnya? Misalnya karena memiliki wajah yang nampak sinis, kita dicap sebagai orang angkuh atau arogan. Atau karena seorang wanita, kita dianggap tidak berpikir logic, padahal tidak ada penelitian yang dapat membuktikan itu. Ya, seperti semua label buruk, stigma tidak pernah memberikan manfaat apapun bagi yang menerima atau bagi yang memberi, malah memberikan dampak buruk. Seperti stigma terhadap orang yang hidup dengan HIV.
KBBI mencatat bahwa stigma adalah ciri negative yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya. Stigma adalah pemberian label buruk atau stempel negative kepada individu atau kelompok terterntu, karena perilaku atau kondisi tertentu yang dianggap berbeda atau tidak sesuai dengan norma masyarakat. Stigma ini pada akhirnya mendorong perilaku pengucilan atau yang disebut dengan diskriminasi. Diskriminasi merupakan pengucilan, atau perlakuan yang tidak adil kepada individu atau kelompok yang mendapatkan stigma. Dalam hal ini diskriminasi diberikan kepada orang yang hidup dengan HIV karena status HIVnya.
Tentu saja, stigma dan diskriminasi terhadap Orang dengan HIV (ODHIV) sangat merugikan ODHIV dan keluarganya. Tidak hanya bagi ODHIV itu sendiri, tapi juga bagi keluarga, masyarakat, dan upaya penanggulangan HIV AIDS secara keseluruhan. Berikut ini adalah 5 alasan kenapa kita gak boleh memberi stigma dan diskriminasi kepada ODHIV:
1. Stigma dan diskriminasi melanggar hak asasi manusia. Seringkali karena statusnya mereka dipersulit untuk mendapatkan hak atas layanan kesehatan, hak atas pendidikan, pekerjaan dan kehidupan sosial yang aman tanpa diskriminasi. Kita harus mengingat bahwa OHIV berhak mendapatkan perlindungan, penghargaan, dan penghormatan dari masyarakat.
2. Stigma dan diskriminasi menutup kesempatan bagi ODHIV untuk mengembangkan diri. Beberapa kasus pernah terjadi banyak ODHIV yang tidak mendapatkan pekerjaan karena statusnya. Karenanya banyak ODHIV enggan untuk membuka statusnya kepada orang lain. Sebab ancaman stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV dapat menyulitkan mereka untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan yang memadai. Hal ini akan mempengaruhi kesejahteraan dan kualitas hidup ODHIV dan keluarganya.
3. Stigma dan diskriminasi membuat ODHIV mengasingkan diri. ODHIV yang merasa ditolak, dikucilkan, atau dihakimi oleh masyarakat akan cenderung menyembunyikan status HIV-nya dan menghindari interaksi sosial. Hal ini akan menimbulkan perasaan kesepian, depresi, dan rendah diri pada ODHIV. ODHIV juga akan enggan untuk melakukan tes HIV, mengetahui hasil tes, dan mendapatkan pengobatan dan perawatan yang dibutuhkan.
4. Stigma dan diskriminasi menghambat program penanggulangan HIV AIDS. ODHIV yang takut atau malu untuk mengungkapkan status HIV-nya akan sulit untuk dijangkau oleh petugas kesehatan dan LSM yang bergerak di bidang HIV AIDS. ODHIV juga akan kurang kooperatif untuk mengikuti program pencegahan, pengobatan, dan perawatan yang ditawarkan. Hal ini akan mengurangi efektivitas dan efisiensi program penanggulangan HIV AIDS di masyarakat.
5. Stigma dan diskriminasi meningkatkan risiko penularan HIV AIDS. ODHIV yang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang tepat akan memiliki jumlah virus HIV yang tinggi di dalam tubuhnya. Hal ini akan meningkatkan kemungkinan ODHIV untuk menularkan virus HIV kepada orang lain melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik, atau ibu ke anak. ODHA yang tidak mengetahui status HIV-nya juga akan berpotensi untuk menularkan virus HIV tanpa sadar.
Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menghapus stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV. Kita bisa mulai dengan mengedukasi diri sendiri dan orang lain tentang fakta-fakta seputar HIV AIDS. Kita juga bisa menunjukkan sikap yang ramah, empatik, dan mendukung terhadap ODHA. Kita bisa menjadi teman, sahabat, atau keluarga yang selalu ada untuk ODHIV. Kita bisa memberikan semangat, motivasi, dan bantuan yang dibutuhkan oleh ODHIV. Kita bisa bersikap terbuka, toleran, dan inklusif terhadap ODHIV.
Dengan menghapus stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV, kita akan menciptakan lingkungan yang kondusif, harmonis, dan sehat bagi semua orang. Kita juga akan berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia bebas HIV AIDS pada 2030. Mari kita bersatu melawan HIV AIDS, karena kita semua adalah bagian dari solusi!
#StopStigmaDiskriminasi
#ODHAJugaManusia
```
Sumber:
(1) Hentikan Stigma pada ODHA atau Pengidap HIV/AIDS, Ini Alasannya - Halodoc. https://www.halodoc.com/artikel/hentikan-stigma-pada-ODHA-atau-pengidap-HIV-AIDS-ini-alasannya.
(2) Menghapus Stigma & Diskriminasi terhadap Orang Dengan HIV/AIDS. https://greennetwork.id/unggulan/menghapus-stigma-diskriminasi-terhadap-orang-dengan-hiv-aids/.
(3) FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP STIGMA DAN DISKRIMINASI KEPADA .... http://jurnal.iakmi.id/index.php/FITIAKMI/article/download/68/80/.
(4) Stigma dan Diskriminasi Terhadap ODHA, Tugas dan Tanggungjawab Siapa?. https://kebijakanaidsindonesia.net/id/artikel/artikel-kontribusi/1005-stigma-dan-diskriminasi-terhadap-odha-tugas-dan-tanggungjawab-siapa.
(5) Getty Images. https://www.gettyimages.com/detail/news-photo/in-this-photo-illustration-the-instagram-logo-seen-news-photo/1235719959.