Sebelum mengetahui seberapa penting tes HIV bagi gen Z, tentu kita perlu mengenal siapa gen Z terlebih dahulu. Gen Z adalah generasi yang lahir antara pertengahan hingga akhir 1990-an hingga awal 2010-an, yang menggantikan generasi Milenial dan didahului oleh generasi Alpha. Gen Z juga dikenal sebagai zoomer, karena mereka tumbuh dengan akses ke internet dan teknologi digital sejak usia dini. Gen Z memiliki karakteristik, perilaku, dan tantangan yang berbeda dari generasi sebelumnya, seperti masalah kesehatan mental, pendidikan seks, dan kesempatan kerja.
Selain itu Gen Z kerap menghadapi masalah pekerjaan, dan moralitas. Gen Z juga menghadapi tantangan dalam hal pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS, karena mereka merupakan generasi yang terbuka dan aktif secara seksual. Hal ini pula yang membuat para gen Z enggan melakukan tes HIV meski itu sangat penting dilakukan untuk memelihara kesehatan.
Hal ini mungkin disebabkan oleh banyak faktor salah satunya kekeliruan informasi mengenai HIV AIDS. Karenanya mari kita mulai dengan mengenal apa itu HIV? . HIV itu merupakan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan membuat manusia yang tertular mudah sakit. HIV itu dapat menular lewat hubungan seks, menggunakan jarum suntik yang tidak steril, atau dari ibu ke anak. Meski HIV tidak bisa hilang sekaligus, hal itu tidak berarti menjadikan orang yang hidup dengan HIV atau ODHIV, tidak bisa hidup sehat. ODHIV dapat hidup dengan sehat, dengan mengkonsumsi ARV secara rutin dan konsisten seumur hidup. Selain itu HIV tidak menular melalui kontak sosial biasa, jadi tidak ada alasan untuk menjahui ODHIV.
Jadi, kenapa gen Z harus tes HIV
Jika dilihat dari keabiasaan gen Z dan tantangan dari gen Z, banyak dari mereka yang mungkin telah melakukan aktivitas seksual, meski banyak juga yang menundanya. Nah untuk gen Z yang aktif secara seksual kamu harus tahu ada alasan penting kenapa harus lakukan tes darah HIV sekarang juga:
Untuk melindungin diri sendiri dan orang lain dari infeksi HIV. Dengan tes HIV, kita bisa tau status HIV kita dan mendapatkan pengobatan yang tepat jika ternyata positif. Tes HIV juga bisa mencegah penularan HIV ke orang lain.
Menambah pengetahuan dan kesadaran tentang HIV. Dengan tes darah HIV, kita bisa mengerti fakta-fakta ilmiah tentang HIV, dan membedakan antara mitos dan realitas tentang HIV. Tes HIV juga bisa jadi sumber informasi dan sumber daya yang akurat dan terpercaya tentang HIV.
Menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV. Dengan tes HIV, kita bisa hormat dan menerima orang dengan HIV sebagai manusia biasa yang punya hak dan kewajiban yang sama dengan kita. Tes HIV juga bisa jadi cara buat memberi dukungan dan solidaritas ke orang dengan HIV, baik secara emosional maupun praktis.
Gimana? Udah tertarik buat tes HIV? Kalo iya, berikut ini ada beberapa tips buat kamu tes HIV yang bener dan aman:
Pilih tempat tes HIV yang terpercaya dan terjamin kualitasnya. Ada banyak tempat tes HIV yang bisa kita pilih, seperti rumah sakit, klinik, laboratorium, atau puskesmas. Tapi, pastiin dulu tempatnya punya izin resmi dari pemerintah atau lembaga kesehatan yang berwenang. Jangan asal pilih tempat tes HIV yang abal-abal atau nggak jelas asal-usulnya.
Pilih jenis tes HIV yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kita. Ada beberapa jenis tes HIV yang bisa kita lakukan, seperti tes darah, tes urine, tes cairan mulut, atau tes cepat. Setiap jenis tes punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta tingkat akurasi yang beda-beda. Makanya, kita harus tau dulu cara kerja dan prosedur tesnya sebelum memutuskan mau pilih yang mana.
Ulangi tes HIV secara berkala sesuai dengan risiko penularan dan gejala yang kita alami. Tes HIV nggak cukup dilakuin sekali aja, tapi harus diulang-ulang sesuai dengan situasi dan kondisi kita. Secara umum, disarankan buat tes HIV setidaknya setiap 6 bulan kalo kita punya atau aktif melakukan perilaku seksual yang berisiko, seperti ganti-ganti pasangan, membeli jasa seks dan tidak menggunakan kondom. Kalo kita udah punya pasangan tetap, disarankan buat tes HIV bareng-bareng sebelum mulai hubungan seksual. Kalo pernah kena paparan HIV lewat jarum suntik, transfusi darah, atau kekerasan seksual, disarankan buat tes HIV secepatnya setelah paparan. Terkait masa window period, setelah melakukan tes HIV pertama namun hasilnya negatif, disarankan untuk melakukan tes HIV 12 minggu kemudian dengan catatan untuk tidak melakukan perilaku berisiko selama rentang waktu tersebut. Jika hasilnya kemudian negatif maka dapat dikatakan bahwa kamu tidak tertular HIV.
Nah, itu dia beberapa tips buat tes HIV yang bener dan aman. Semoga bermanfaat ya. Jangan lupa buat selalu jaga kesehatan dan keselamatan kita sendiri dan orang lain. Stay safe and healthy.
Ditulis oleh: Adha P. Sianturi
(1) Generation Z - Wikipedia. https://en.wikipedia.org/wiki/Generation_Z.
(2) Mengenal Apa Itu Generasi Baby Boomers, X, Y, Z, Millenials, dan Alpha. https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/26/170000565/mengenal-apa-itu-generasi-baby-boomers-x-y-z-millenials-dan-alpha.
(3) Generasi Z - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Generasi_Z.
(1) Generasi Z dengan Segudang Masalah yang Dihadapi - Kompasiana. https://www.kompasiana.com/auliadiarrahman6361/632ffcc808a8b55ea4328a42/generasi-z-dengan-segudang-masalah-yang-dihadapi.
(2) HAS 2021 – Akhiri AIDS: Cegah HIV, Akses Untuk Semua. https://promkes.kemkes.go.id/has-2021--akhiri-aids-cegah-hiv-akses-untuk-semua.
(3) Generasi Z dengan Segudang Masalah yang Dihadapi - Kompasiana. https://www.kompasiana.com/auliadiarrahman6361/632ffcc808a8b55ea4328a42/generasi-z-dengan-segudang-masalah-yang-dihadapi.
(4) HAS 2021 – Akhiri AIDS: Cegah HIV, Akses Untuk Semua. https://promkes.kemkes.go.id/has-2021--akhiri-aids-cegah-hiv-akses-untuk-semua.
(5) HIV - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/HIV.