HKBP AIDS Ministry
HKBP AIDS Ministry

Perempuan dengan HIV dalam bingkai Hari Perempuan Se-dunia 2021

Perempuan dengan HIV dalam bingkai Hari Perempuan Se-dunia 2021

Oleh Adha Pratiwi Sianturi, 08 Mar 2021
By : Adha Pratiwi Sianturi

Sebut saja namanya, Marta. Ibu dari dua orang anak ini, sehari-hari bekerja sebagai petani, sembari bertani dia juga menggembalakan sapi milikinya sendiri, yang dia peroleh dari pemerintah. Tidak terbilang berapa kali, ia pulang pergi dari rumah sakit untuk membawa anak sulungnya berobat, karena virus HIV, membuat anaknya mengidap beberapa infeksi opurtunistik (adalah infeksi akibat virus, jamur, bakteri, atau parasite yang umumnya dialami oleh orang yang sistem kekebalan tubuh melemah akibat infeksi virus HIV). Suaminya sudah lama meninggal karena AIDS, sehingga dia ia harus mencari biaya pengobatan anak sulungnya seorang diri.
Tidak jarang dia harus meninggalkan si bungsu, ketika kondisi kesehatan kakaknya memburuk dan harus di rawat di rumah sakit. Menjadi tukang bangunan, bekerja di sawah orang lain, semua dia lakukan agar mampu memenuhui kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan anaknya. Marta adalah perempuan yang tangguh, virus HIV di dalam tubuhnya, tidak menghambatnya berjuang bagi anak-anaknya, dia menjadikan ARV sebagai teman untuk menekan virus HIV.
Stigma dan diskriminasi, dua kata ini telah menjadi bagian dalam hidupnya. Saat dia menerima, stigma dan diskriminasi, Marta tidak tinggal diam dan merenungi nasib, dia menemui HKBP AIDS Ministry untuk difasilitasi dalam memberikan informasi HIV-AIDS, kepada masyarakat setempat. Dia juga menjumpai pelayan gereja, menceritakan pengalaman yang dia alami, apa yang dia lakukan, membuatnya mendapat dukungan dari masyarakat. Dia menjadi indpirasi bagi perempuan HIV yang menjadi janda dan memiliki anak yang hidup dengan HIV (ADHA) untuk tidak berhenti berjuang dan bergerak bersama untuk menurunkan angka infeksi baru, angka kematian karena AIDS dan angka stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV>
Marta, melihat bahwa terinfeksi virus HIV tidak saja menimbulkan dampak negatif ke pada tubuh orang dengan HIV,  tetapi juga kepada hubungan sosial, mental, dan kondisi ekonominya. Apalagi jika yang terinfeksi adalah seorang anak, mereka mendapatkan beban penderitaan yang jauh lebih banyak ketimbang orang dewasa. Stigma dan diskirminasi, mereka kehilangan ruang yang aman untuk bertumbuh sebagaimana anak pada umumnya, mereka juga harus berdamai dengan virus di dalam tubuhnya, yang jika tidak mendapatkan perawatan dan perhatian khusus, akan membuatnya menderita infeksi opurtunistik.
Marta, saat ini menjadi mitra HKBP AIDS Ministry melalui organisasi Siborunauli (komunitas perempuan yang hidup dengan HIV) untuk menyebarkan informasi HIV-AIDS kepada masyarakat, menjadi teman berjuang bagi perempuan dengan HIV dan anak dengan HIV. Dia tidak saja berpesan agar perempuan dengan HIV tetap semangat dan mau bersuara saat mereka mendapatkan kekerasan dan haknya tidak terpenuhi. Tapi, Marta juga berpesan kepada semua perempuan di Indonesia dan di dunia, agar mereka menjaga dirinya, menjaga anak-anaknya dari infeksi HIV dan dari hubungan seks berisiko yang tidak bertanggungjawab, serta perilaku berisiko lainnnya. Hal itu dapat dilakukan dengan, mengetahui informasi HIV-AIDS yang benar dan mengajarkannya kepada anak-anak dan kepada orang-orang disekeliling. Dengan demikian tidak ada lagi kasus HIV baru, tidak ada lagi kematian perempuan dan anak karena AIDS.
Selamat hari perempuan Internasional 2021.

#InternationalWomenDay2021 #HariPerempuanSedunia2021 #PerempuandenganHIV #HKBPAIDSMinistry
ARTIKEL TERBARU
Oleh ,
Jl. Gereja No.17, Lumban Dolok Haume Bange, Balige, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara
© 2020 HKBP AIDS MINISTRY. All rights reserved