Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Orang dengan HIV-AIDS untuk mencegah penularan covid-19. Saat ini kita tengah menghadapi masa-masa sulit oleh karena wabah covid-19 yang telah menyebar hampir keseluruh negara. Oleh karena itu UNAIDS mengajak ODHA dan semua untuk bertindak dengan penuh rasa belas kasih, bukan dengan stigma dan diskriminasi kepada orang yang telah terinfeksi Covid-19. Mereka yang terinfeksi, atau orang yang berada dalam pengawasan membutuhkan dukungan dan bantuan dari kita.
Pemerintah juga harus menghormati hak orang-orang yang terinfeksi COVID-19. Pengalaman dalam menangani epidemic HIV dapat diterapkan dalam memerangi COVID-19. Sama halnya dalam menangani AIDS, pemerintah harus berkerjasama dengan masyarakat untuk menemukan solusi yang sesuai dengan budaya dan kebutuhan masyarakat. Populasi kunci serta ODHA tidak boleh menanggung beban stigma dan diskriminasi yang meningkat sebagai akibat dari pandemic COVID-19.
Kita tahu bahwa COVID-19 adalah penyakit serius yang dapat menyerang negara-negara dengan beban HIV tertinggi.
Semua orang termasuk orang dengan HIV-AIDS (ODHA), harus segera mengambil tindakan pencegahan untuk mengurangi penyebaran COVID-19.
Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan untuk melakukan pencegahan COVID-19:
1. Mencuci tangan secara teratur dengan sabun di air yang mengalir atau menggunakan handsanitizer.
2. Jaga jarak dengan orang lain satu meter atau lebih baik dengan orang sehat atau dengan orang yang sedang sakit.
3. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut.
4. Terapkan etika batuk dan bersin, seperti menutup mulut dan hidung ketika bersin dengan lengan atau tissue.
5. Jika kamu sedang sakit, tinggalah di rumah dan segeralah mendapatkan pengobatan dan ikuti himbauan pemerintah untuk bekerja, belajar dan beribadah di rumah.
Patuhi seluruh himbauan pemerintah setempat guna menghentikan penyebaran COVID-19.
Meski demikian, UNAIDS mengakui, di banyak negara dimana sistem pelayanan kesehatannya lemah, di pemukiman-pemukiman kumuh, kota-kota yang penuh sesak dan transportasi umum dan kurangnya air bersih dan sanitasi, pencegahan dengan perlindungan diri, melakukan social distancing dan penahanan mungkin tidak giat dilakukan.
COVID-19 dan ORANG DENGAN HIV AIDS (ODHA)
COVID-19 adalah penyakit serius dan semua orang yang hidup dengan HIV harus mengikuti semua himbauan yang diberikan oleh pemerintah untuk mencegah infeksi yang disebabkan oleh virus COVID-19. Sebagaimana masyarakat pada umumnya, orangtua yang hidup dengan HIV-AIDS, memiliki masalah jantung atau paru-paru mungkin berisiko lebih tinggi terinfeksi virus dan menderita gejala yang lebih serius. Semua orang yang hidup dengan HIV harus menjangkau penyedia layanan kesehatan mereka untuk memastikan bahwa mereka memiliki stok obat-obatan agar apabila mereka sakit, mereka akan segera mendapatkan pengobatan.
Kendati terjadi peningkatan jumlah orang yang menerima terapi ARV dalam beberapa tahun terakhir, tetapi ada 15 juta ODHA di dunia yang tidak memiliki akses untuk mendapatkan ARV dan ini akan membahayakan sistem kekebalan tubuh mereka.
Meskipun peningkatan pengobatan HIV dalam beberapa tahun terakhir, 15 juta orang yang hidup dengan HIV tidak memiliki akses ke terapi antiretroviral, yang dapat membahayakan sistem kekebalan mereka. Kami akan secara aktif belajar lebih banyak tentang bagaimana HIV dan COVID-19 bersama-sama berdampak pada orang yang hidup dengan HIV dari negara dan komunitas yang menanggapi kedua epidemi tersebut. Inovasi dalam pemberian layanan untuk meminimalkan dampak pada orang yang hidup dengan HIV akan dibagikan dan direplikasi saat tersedia. Sampai lebih banyak diketahui, orang yang hidup dengan HIV - terutama mereka yang memiliki AIDS atau yang tidak terkontrol dengan baik - harus berhati-hati dan memperhatikan langkah-langkah pencegahan dan rekomendasi. Sebaiknya ODHA telah memiliki stok ARV bulanan mereka.
APA YANG DILAKUKAN UNAIDS?
UNAIDS bekerja dengan pemerintah dan mitra masyarakat untuk:
• Melakukan survei untuk mengetahui informasi terkait dengan kebutuhan ketersediaan obat dan kemampuan untuk mengakses layanan kesehatan.
• Mencari tahu apakah pemberian ARV per dua bulan dilaksnakan sepenuhnya, Cari tahu jika tidak,maka akan diidentifikasi dan mencari solusi untuk menerapkannya.
• Mencari tahu adakah kemungkinan terjadi gangguan layanan HIV dan mengembangkan rencana untuk memudahkan akses ke layanan tersebut.
Apa yang direkomendasikan oleh UNAIDS?
• Layanan HIV harus terus disediakan bagi ODHA dan bagi orang yang berisiko terinfeksi HIV. Memastikan ketersediaan kondom, terapi substitusi opioid, jarum suntik steril, layanan harm reduction, layanan profilaksis dan tes HIV.
• Mencegah kekosongan ketersediaan ARV dan menerapkan memberikan ARV multi bulan ke ODHA.
• Menyediakan akeses ke layanan COVID-19 untuk orang-orang yang rentan, kepada orang-orang yang tinggal di daerah terpencil. Membantu beban biaya bagi masyarakat yang harus menerima layanan kesehatan namun tidak memiliki dana yang cukup.
Artikel ini dilansir dari UNAIDS, https://www.unaids.org/en/covid19 dan diterjemahkan oleh HKBP AIDS Ministry.